Selasa, tanggal 29 Agustus, sekitar pukul 18.30, diselenggarakan pertemuan Sosialisasi Bulan Kitab Suci 2017. Seratus enam belas orang tampak hadir, terdiri dari Ketua dan Pengurus Lingkungan di Paroki Santo Martinus, KOMSOS, DPP, dan Panitia. Tercatat 5 lingkungan tidak hadir (St. Cornelius, St. Yohanes Pembaptis, St. Petrus Kanisius, St. Don Bosco, St. Fransiskus), dan ke-3 Stasi.
Sebelum acara dimulai, peserta diajak bersantap malam bersama, makanan yang telah dipersiapkan oleh tim panitia. Terima kasih banyak untuk Ibu Marlina, Ibu Merry, dan Ibu Agus atas santap malamnya .
Tema Bulan Kitab Suci 2017 ini adalah Keluarga di Tengah Gaya Hidup Modern. Keempat sub tema dijelaskan oleh Bapak Endang Darmin, sebagai berikut: Pertemuan ke-1:Berenang di Arus Tehnologi (Kej. 11 : 1 – 9) Karya yang megah dibangun bukan untuk memuliakan Allah, melainkan untuk kepentingan nama mereka sendiri. Tehnologi pembangunan yang hebat awal dari kesombongan, padahal sebenarnya manusia tetap terbatas. Allah membuat mereka terserak ke seluruh bumi. Bahasa mereka pun dikacaukan-Nya, maka selesai sudah kesombongan mereka.
Pertemuan ke-2 :Menangkis godaan materi (Luk. 12 : 13 – 21) Menurut ajaran Yesus, hidup tidak tergantung harta benda. Orang kaya dalam perumpamaan disebut orang bodoh, karena ketamakannya. Bahwa harta bisa membawa kebahagiaan bagi jiwanya, hidupnya tergantung pada materi, bukan pada Allah. Harta bagi kesenangan diri sendiri itu sia-sia belaka, walau bisa menikmati harta ketika masih hidup, orang tidak dapat menikmatinya lagi setelah mati.
Pertemuan ke-3: Berjalan dalam kebersamaan (Kis. 2 : 42 – 47) Ciri kehidupan Jemaat Perdana:
- Bertekun dalam pengajaran kitab suci dan segala yang diajarkan dan dikerjakan Yesus;
- Bertekun dalam kebersamaan, diungkapkan dalam mengenang perjamuan bersama Yesus.
- Selalu berbagi secara sukarela. Jemaat yang kaya menjual harta miliknya, membagibagikannya kepada orang miskin. Semangat berbagi dipandang sebagai bagian dari iman.
Pertemuan ke-4:Melawan hawa nafsu (Yak. 3 : 14 – 4 : 3) Dua hikmat digunakan untuk dua gaya hidup:
- Hikmat dari bawah, yaitu dari dunia, nafsu manusia, dan dari setan. Cirinya: iri hati, mementingkan diri sendiri, memegahkan diri, dan berdusta. Akibatnya: kekacauan dan segala perbuatan jahat.
- Hikmat dari atas, dari Surga, dari Allah yang murah hati. Cirinya: suka damai, lembut, penurut, penuh belas kasih, dan tidak munafik. Dampaknya orang bertindak bijak sesuai kehendak Allah, berhubungan baik dengan Allah dan sesama sehingga hidupnya damai.
Dalam tradisi Yahudi, Allah adalah satu-satunya sumber hikmat. Manusia tidak memperoleh hikmat melalui usahanya sendiri, tetapi dengan memohon kepada Allah melalui Doa.
Acara pembekalan BKSN 2017 selesai pada pukul 21.00. Terima kasih untuk Bapak Endang Darmin. Semoga keluarga-keluarga Katolik akan semakin bijak dalam menentukan pilihan sikap sesuai kehendak Allah.