Apa itu NUAV? NUAV adalah rumus pola makan yaitu makan makanan Nabati, Utuh (yang dicerna dengan dikunyah), Alami (bukan olahan), dan Variatif (bermacam-macam). Menurut Prof. Dr. Ir. Fransiska Rungkat Zakaria, Msc, kita harus menjaga agar pangan yang sehat harus selalu tersedia, karena ini dibutuhkan untuk kelangsungan hidup kita.
Untuk mengadakan pangan sehat harus diperhatikan bagaimana sayur itu ditanam, dikembangkan, dan kondisi saat mau dimasak. Demikian juga dengan daging hewan yang akan dikonsumsi. Sebaiknya jangan sembarangan memasukkan makanan ke dalam mulut kita. Karena makan makanan yang salah (misal berpengawet atau zat pewarna) akan meracuni dan mengakibatkan kerusakan organ tubuh kita. Untuk itulah dalam rangka mencegah datangnya penyakit, kita harus memperhatikan pola makan.
Itu yang dicontohkan oleh Bapa Suci Paus Fransiskus. Menurut Ibarra, koki Paus Fransiskus, beliau sangat memperhatikan pola NUAV tersebut. Menu hidangan yang sederhana, seperti nasi, pasta atau sup dengan roti dengan segelas jus jeruk, jeruk mandarin, atau jus hijau sayur adalah kegemaran Bapa Suci. Sang koki memilih untuk membuat hidangan ala Italia dan Meksiko dari bahan-bahan lokal yang segar. Selain gemar menggunakan bahan-bahan lokal, Paus Fransiskus juga berpesan (dalam Laudato Si) untuk menghindari pemborosan makanan, seperti menyia-nyiakan dan membuang makanan. Karena tindakan itu sama halnya dengan merampok orang-orang miskin dan lapar.
Jelang peringatan Hari Pangan Sedunia yang jatuh pada tanggal 16 Oktober, ada baiknya kita mulai kembali kepada menu makanan Nusantara yang sehat dan kaya gizi, juga mewujudkan hidup sehat ramah lingkungan. Bangsa Indonesia memiliki kekayaan pangan lokal yang luar biasa. Selain dijadikan sebagai makanan, juga bisa menjadi produk yang dapat menafkahi hidup para petani. Dengan senantiasa menyuguhkan makanan lokal di meja makan bersama keluarga, menjadikan kita semakin mencintai budaya, mencintai pula Indonesia.
Penting pula bersikap menghargai makanan yang telah diciptakan oleh Tuhan sebagai makanan, dan membatasi mengonsumsi makanan yang sudah diolah dan dikembangkan oleh manusia. Ada 3 prinsip menurut Alkitab tentang pola makan sehat yaitu:
- PRINSIP I – Makanlah hanya zat-zat atau bahan-bahan yang Allah ciptakan sebagai makanan. Hindarilah apa yang tidak diciptakan sebagai makanan.
- PRINSIP II – Sesering mungkin, makanlah makanan sebagaimana makanan itu diciptakan, sebelum diubah atau diolah dan dikembangkan menjadi sesuatu yang manusia pikir bisa menjadi lebih baik.
- PRINSIP III – Hindarilah kecanduan makanan. Jangan biarkan satu pun makanan atau pun minuman menjadi allahmu.
Terakhir yang juga tidak kalah penting adalah makan bersama dalam keluarga. Ini adalah ruang untuk menyatukan anggota keluarga, meningkatkan kerukunan antara orang tua dan anak, mendidik anak dengan nilai-nilai iman dan memberikan kesempatan bagi anak untuk mengalami kehidupan keluarga. Makan bersama dalam keluarga harus menunjukkan kasih, persekutuan, persaudaraan seperti dalam Ekaristi. Orang tua bekerja keras untuk menyediakan makanan bagi keluarga dan menunjukkan cinta mereka kepada anak-anak mereka. Berterima kasih kepada Tuhan dan berpikir tentang orang miskin dan mereka yang tidak memiliki makanan. Semoga dengan momentum Hari Pangan Sedunia ini semakin menyadarkan kita akan pola makan sehat, memedulikan tubuh kita sebagai bait Roh Kudus yang diam di dalam kita. Sehingga kita mempunyai tanggung jawab untuk memuliakan Allah dengan tubuh kita ini. Jika Tuhan ingin menggunakan kita dalam tugas-Nya, maka kita harus menjadi sehat dan energik dalam melaksanakan kehendak-Nya. Ini adalah tanda hormat kita kepada-Nya.