BcE. Yes. 45: 1. 4 – 6; 1Tes. 1 : 1 – 5; Mat. 22 : 15 – 21
Yesus dalam Injil hari ini memberi penegasan tentang ajaran dan sikap dasar manusia terhadap Allah dan pemerintah, yaitu sikap hormat, benar, dan adil. Ada pertanyaan kepada Yesus, “Bolehkah membayar pajak kepada kaisar atau tidak?” Kalau Yesus membenarkan pajak, Ia akan kehilangan nama dan peranan-Nya sebagai nabi. Sedangkan bila Yesus menentang pembayaran pajak, Ia akan dilaporkan sebagai musuh pemerintahan Romawi.
Ketika mereka membawa mata uang yang berlaku, Ia bertanya gambar siapakah terdapat dalam mata uang itu. Jawaban Yesus pendek dan kena, “Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah”. Yesus secara tegas menempatkan masalah itu pada tempatnya yang benar dan adil. Yesus tidak mau membahayakan integritas dan kejujuran, kelurusan hati, dan keadilan.
Dengan jawaban Yesus tersebut mau menegaskan kepada kita. Dari satu sisi kita adalah warga negara bangsa tertentu dan di pihak lain kita adalah warga negara Kerajaan Allah. Sebagai warga negara kita wajib mengambil bagian secara aktif dalam kehidupan bernegara dan berjuang bersama untuk mencapai tujuan kesejahteraan bersama. Sebagai warga Kerajaan Allah, kita harus menempatkan kehendak Allah di atas segala-galanya. Namun keduanya tidak harus dipertentangkan.
Sering terjadi di antara kita membuat perbedaan yang tajam antara Gereja dan Negara padahal keduanya mempunyai hubungan yang erat. Baik Gereja maupun negara melayani orangorang yang sama. Negara menyebutnya dengan rakyat sedangkan Gereja menyebutnya dengan umat. Kita berharap dan mari kita dukung sepenuhnya kedua lembaga saling bekerja sama untuk memajukan kesejahteraan rakyat atau umat.