Seluk Beluk Misa – Bagian 22

Liturgi Ekaristi menjadi bagian terpenting dalam Misa. Bersama Liturgi Sabda (sebelumnya), keduanya membangun satu kesatuan tak terpisahkan. Bukan Misa namanya kalau tanpa dua unsur utama ini. Ekaristi berasal dari bhs. Yunani eukharistia yang artinya ucapan syukur (Kamus Liturgi; Ernest Mariyanto, Kanisius, 2004).

Liturgi Ekaristi lahir dari tindakan Yesus sendiri (Ritus Yesus) saat Perjamuan Malam Terakhir yang disebut sebagai traditio mysterorum (tradisi misteri), dimana Yesus: [1] mengambil roti, [2] mengucap syukur, dan [3] memecahkan/membagi roti. Tiga tindakan beruntun tersebut menjadi kerangka atau pilar bagi Liturgi Ekaristi.

Tiga pilar ini membentuk susunan dalam ritus Liturgi Ekaristi dalam Tata Perayaan Ekaristi (TPE) yaitu: (1) Persiapan Persembahan– tindakan Yesus mengambil roti; (2) Doa Syukur Agung– tindakan Yesus mengucap syukur; dan (3) Komuni– Tindakan Yesus memecah/membagi roti. Jadi apa yang dilakukan oleh Imam dalam Perayaan Ekaristi selaku pribadi Kristus dan wakil umat (in persona Christi et ecclesiae) adalah apa yang dilakukan Yesus sendiri sebagai Kepala, bersama Gereja sebagai Tubuh-Nya… Mari kita perdalam satu-persatu.

Ritus Persiapan Persembahan

Persiapan Persembahan dibagi menjadi tiga unsur ritual: (1) Perarakan Persembahan; (2) Doa Pribadi Imam/Pengunjukan Persembahan; (3) Doa Persiapan Persembahan. Lalu bagaimana dengan kolekte? Kolekte masuk di dalam Perarakan Persembahan yang merupakan persembahan diri umatyang diantar bersama dengan bahan persembahan.

Persembahan yang dimaksud adalah roti (hosti) dan anggur yang melambangkan pengurbanan diri Yesus sendiri berupa Tubuh-Nya dan Darah-Nya. Ia telah memberikan Diri-Nya secara total. Persembahan ini diarak (diantar) menuju altar. Siapa yang membawanya? Dianjurkan agar umatlah yang mengantar persembahan ini sebagai bentuk keterlibatan aktif umat dalam kurban Kristus di altar.

Sebagai petugas yang mengantar persembahan, umat diharapkan memakai busana yang sepantasnya dan rapih, apalagi mengingat yang dibawa adalah lambang dari Tubuh dan Darah Kristus sendiri. Malah di beberapa gereja, ada yang memakai busana tradisional setempat sebagai kesalehan umat untuk menunjukkan budaya lokal dan juga sebagai usaha inkulturasi budaya dalam Liturgi Gereja.

Dalam perayaan hari-hari raya contohnya Perayaan Paskah, boleh ditambahkan bahan persembahan lainnya seperti bunga atau buah-buahan. Namun patut diingat, bahan-bahan di luar roti dan anggur, itu hanyalah merupakan unsur ‘kemeriahan’ tambahan – tidak boleh diletakkan di atas altar, tapi pilihlah tempat lain yang layak. Bahan-bahan tambahan itu haruslah merupakan persembahan yang jujur dan tulus – tidak diminta lagi seusai Misa. (bersambung – Andy/DPP St. Martinus; Sumber: C.H. Suryanugraha, OSC; Belajar Misa, Memetik Makna; Kanisius, Yogyakarta, 2014& Lakukanlah Ini – Sekitar Misa Kita; SangKris, Bandung, 2003)

Baptisan:
Baptisan balita diadakan per 2 minggu sekali, baptisan dewasa per 1 tahun sekali.

Formulir dapat diunduh melalui tautan berikut:


Pernikahan:

Sakramen pernikahan dapat diadakan pada hari Sabtu atau Minggu. Hubungi sekretariat di tautan berikut untuk informasi lebih lanjut.

Perminyakan:
Sakramen perminyakan sesuai dengan janji. Hubungi sekretariat di tautan berikut untuk informasi lebih lanjut.

Data Wilayah

Baru pindah rumah dan tidak tahu masuk ke wilayah mana dan harus menghubungi siapa?

Jangan panik! Mang Umar ada solusinya! Silahkan kamu cek link ini untuk mencari data wilayah di paroki St. Martinus

Jadwal Pelayanan Sekretariat

Senin, Rabu, Kamis, Jumat: 07.30 – 12.00 & 16.40 – 19.00
Selasa, Sabtu: 07.30 – 12.00
Hari Minggu dan hari libur tutup

Alamat Sekretariat
Komplek Kopo Permai Blok H No. 4
Telp. 022-540-4263
Whatsapp +62 822-6055-3066

Jadwal Misa

Misa Harian
Senin – Sabtu di gereja pukul 06.00. Misa di Pastoran sementara waktu ditiadakan.

Minggu:
• 06.00
• 08.00
• 10.00

Sabtu:
• 18.00

COPYRIGHT © 2015 BERGEMA BY TIM KOMSOS ST. MARTINUS.