Novena 3 Salam Maria (23 – 31 Oktober 2017)
Seperti pada tahun 2017, Novena Tiga Salam Maria diselenggarakan di dalam Perayaan Ekaristi di gereja, dipimpin oleh 9 orang Romo yang berbeda. Lewat pengumuman di gereja 3 minggu sebelumnya, diharapkan lingkungan yang biasanya menyelenggarakan doa novena, memindahkannya ke gereja. Ternyata, umat yang mengikuti Novena ini tetap tidak banyak, gedung gereja tidak penuh.
Novena hari pertama, Senin, 23 Oktober 2017, dibuka oleh R.D. “Eyang” Sahid dengan tema, “…Mencerminkan Kasih”. Wilayah Betlehem bertugas dalam Novena ini. Rm. Sahid mengingatkan bahwa kita harus saling memberi, memperhatikan, dan mempedulikan dalam kehidupan berkeluarga. Seperti Maria, seorang ibu yang selalu siap melindungi dan menyelamatkan Putranya saat Yesus yang masih bayi terancam oleh raja Herodes.
Selasa, 24 Oktober 2017, Novena dipimpin oleh R.D. Dwi Sumarno yang menyampaikan tema, “…Mencerminkan Sukacita”. Romo Dwi mengajak kita untuk waspada. Sing eling lan waspodo (bhs. Jawa), kita sebagai manusia harus ingat asal usul kita yaitu dari kehendak baik Tuhan. Kita juga harus mengingat apa tujuan hidup kita. Hidup itu bukan soal lamanya, tapi soal maknanya. Juga harus mewaspadai dosa. Perkataan Maria, “Aku ini hamba Tuhan terjadilah padaku menurut perkataan-Mu”, mencerminkan sukacita. Bagi bunda Maria ketaatan dengan sikap rendah hati adalah sukacita sejati.
Novena hari ketiga, Rabu 25 Oktober 2016, bertema, “… Penuh Damai Sejahtera”. R.P. Pilifus Junianto, SScc mengingatkan bahwa setiap anggota keluarga mempunyai peran masingmasing agar dalam keluarga ada damai sejahtera. Sejahtera bukan dilihat dari bergelimangnya harta. Orang tua harus menjadi teladan bagi anak-anaknya. Romo Philip juga mengusulkan untuk acara makan bersama dalam keluarga.
Kamis, 26 Oktober 2017. R.P. Toni Blikon, SScc lewat homilinya dalam Novena bertema, “… Mencerminkan Kesabaran” menyampaikan bahwa kita harus mencintai Tuhan dengan segenap hati, jiwa, dan akal budi. Tuhan lebih dulu mengasihi kita. Tuhan ingin kita tidak berhenti berbuat baik kepada siapapun.
R.D. Willy menggantikan R.D. Darwanto yang terjebak kemacetan, memimpin Novena hari kelima, Jumat, 27 Oktober 2017, bertema, “… Penuh Kemurahan Hati”. Murah hati bukan berarti jor-joran. Biasanya manusia lebih mementingkan kepentingannya sendiri. Sementara Bunda Maria mengajarkan memberikan yang terbaik untuk orang lain.Sabtu, 28 Oktober 2017, Novena hari keenam dipimpin oleh R.P. Dedi Riberu, SScc.Bertemakan, “… Penuh Kebaikan”.
Beliau mengingatkan bahwa Tuhan telah lebih dahulu mengasihi kita, orang yang tidak sempurna ini. Maka kita dipanggil untuk menjadi perpanjangan cinta Tuhan kepada sesama. Hanya dengan kekuatan yang berasal dari Tuhan, kita akan mampu melakukan itu.
Novena hari ketujuh, Minggu 29 Oktober 2017, dipimpin oleh R.D. Gandhi. Bertemakan, “… Penuh Kasih.” Beliau menyampaikan bahwa orang yang memberi, bisa tanpa cinta, tetapi orang yang mencintai pasti akan memberi. Umat ditantang untuk merenungkan kembali, kasih macam apa yang dipunyai. Seperti St. Agustinus mengatakan mencintai berarti bersedia melakukan apa saja untuk orang yang dicintai. Cinta sejati bukan setengah hati dan bukan basa basi.
R.D. Thomas Sunarto memimpin Novena hari kedelapan, Senin, 30 Oktober 2017. Bertemakan, “… Penuh Kelemah-lembutan,” Rm. Narto mengingatkan bahwa di dalam Yesus selalu ada harapan dan kehidupan. Termasuk dalam kehidupan orang yang mengalami sakit bertahun-tahun. Kita harus selalu menghadirkan Yesus dalam hati dan hidup kita. Tanpa Yesus, hidup kita selalu berada dalam kekecewaan, jengkel, dan selalu menggerutu. Kita harus siap untuk dicintai dan mencintai.
Hari terakhir, Novena dipimpin oleh R.D. Willy. Beliau menyampaikan tema, “… Dapat Menguasai Diri.” Beliau bercerita tentang wafatnya seorang pastor, pendeta, dan politikus. Mereka bersama-sama masuk ke dalam surga. Sang Politikus ternyata mendapat tempat yang paling istimewa. Tidak ada segala sesuatu yang datang dengan tiba-tiba. Semua ada prosesnya, dari yang sekecil biji sesawi atau sekecil ragi. Menjadi pengikut Kristus merupakan proses, harus benar-benar fokus, dan jangan takut. Manusia diciptakan baik adanya. Orang beriman dengan tekun akan mengejar kebaikan.
Rm. Willy juga mengucapkan terima kasih atas kehadiran seluruh umat dalam rangkaian Novena 3 Salam Maria ini. Semoga kita semakin dikuatkan dalam mengikuti Yesus Kristus. Walaupun iman kita mungkin baru sebesar biji sesawi atau sebesar ragi, namun kehadiran Bunda Maria dalam hidup kita akan menjadikan kita murid Yesus yang dapat mencintai Tuhan dan sesama. (Red.)