Pamitan di Komunitas Perayaan Ekaristi Pagi gereja
Dingin pagi cuaca Bandung yang ditingkahi dengan rintik hujan, tak menyurutkan semangat umat, anggota komunitas para pecinta Perayaan Ekaristi pagi, untuk tetap hadir, Senin, 27 November 2017. Pagi itu merupakan kali terakhir MoGan mempersembahkan Misa di gereja St. Martinus.
Janda yang memberikan sumbangan dari apa yang dimilikinya menjadi inspirasi MoGan yang anti mainstream untuk mengajak berefleksi umat yang hadir. Apakah aku melayani Tuhan dari sisa-sisa waktuku, sekedar mengisi waktu luangku, atau memang sengaja aku sisihkan untuk melayani Tuhan…? Beliau juga berharap agar kita tidak terikat pada kekayaan atau hal apa pun yang kita miliki, berani menjadi orang yang setia pada apa yang sudah dijanjikan, walau resikonya tidak kecil.
Sebelum berkat penutup, MoGan mengatakan secara resmi beliau pamit. Ini adalah Misa terakhirnya di Martinus. Beliau berharap akan bertemu lagi, dalam kondisi yang lebih baik. Usai Misa, dilakukan foto bersama…
Menuju Sertijab di Pamanukan
Siang hari – pukul 14.00 – Senin 27 November, sekitar 20 orang pengurus DPP + OMK, dengan menggunakan 4 buah mobil berangkat menuju Pamanukan. Rombongan Rm. Wahyu, Rm. Willy, dan Rm. Gandhi telah berangkat lebih dahulu. Malam itu, akan diselenggarakan serah terima jabatan dari Rm. Siswa ke Rm. Gandhi di gereja St. Maria Pembantu Abadi.
Perjalanan Bandung – Pamanukan ditempuh dalam waktu 2.5 jam. Terbilang cukup lancar. Rombongan disambut oleh Pak Gito, Wakil Ketua I DPP St. Maria. Para tetamu dijamu dengan beraneka jajan pasar dan minuman. Mereka pun dibawa berkeliling Pastoran.
Sekitar pukul 17.30, acara resmi dimulai. Pak Handy mewakili umat St. Martinus menyerahkan Rm. Gandhi kepada umat Pamanukan. Harapannya, semoga Romo yang sedang luculucunya ini dapat diterima dengan baik. Pak Gito, mengucapkan terima kasih atas penyerahan Rm. Gandhi. Biasanya – katanya – Romo yang sudah di Pamanukan tuh betah, dan ngga ingin keluar dari sana… Hm…
Rm. Siswa mengajak umat bersyukur karena Rm. Gandhi sudah sampai di Pamanukan. Itulah awalan Perayaan Ekaristi Syukur yang dipersembahkan pada pukul 18.00. Vikjen Keuskupan Bandung, Rm. Hilman, selaku Konselebran Utama, ditemani Rm. Paulinus, Rm. Siswa, Rm. Gandhi, Rm. Wahyu, Rm. Willy, dan Rm. Sigit memimpin Perayaan Ekaristi ini. Lewat homilinya Rm. Hilman mengajak umat untuk selalu berfokus pada Tuhan, dalam situasi apa pun. Niscaya setiap kesulitan dapat diatasi.
Sebelum berkat penutup, disampaikan SK pemberhentian dengan hormat Rm. Siswa dan pengangkatan Rm. Gandhi. Kemudian dilakukan penandatanganan naskah serah terima yang disaksikan oleh Rm. Hilman dan 2 orang pengurus DPP St. Maria Pembantu Abadi.
Rm. Gandhi yang diberi kesempatan kedua untuk menyampaikan kata sambutan, selain memperkenalkan diri juga menyampaikan bahwa proses yang akan dilakukan adalah lewat bermain dan belajar. Seharusnya itu menimbulkan sukacita, tapi mungkin juga ada tangisan dan tersakiti. Itulah yang namanya belajar.
Setelah kata sambutan dari Rm. Siswa dan Rm. Hilman, Perayaan Ekaristi ditutup dengan berkat penutup. Acara berlanjut dengan ramah tamah ditemani nasi soto yang hangat. Waktu telah menunjukkan pukul 20 ketika akhirnya mereka berpamitan, kembali ke Bandung. MoGan masih turut serta. Beliau masih akan berpamitan dengan para oma dan opa, komunitas Misa pagi di Pastoran…
Pamitan kepada Oma dan Opa di Pastoran
Hanya sekitar 80% umat yang hadir di pagi yang dingin itu. Misa terakhir MoGan bersama para opa dan oma. Beliau mengingatkan bahwa begitu banyak fokus dalam kehidupan ini. Semoga kita tetap ingat bahwa fokus kita adalah Tuhan.
Sebelum berkat, MoGan pamit. Beliau minta maaf kalau sering menggoda oma dan opa selama 4 tahun kurang 3 bulan di Martinus. Sampai jumpa saat saya main lagi ke Martinus. Terima kasih untuk pengalaman bersama, semoga refleksi yang dibagikan berguna bagi bapak dan Ibu. Semoga hidup kita bisa bermain terus sambil belajar. Maka tentu saja akan ada sakit hati, dicubit, dan menangis…
Syukur pada Tuhan, semua acara berjalan lancar. Terima kasih, MoGan, untuk kebersamaan yang telah dijalani hampir 4 tahun ini. Tetaplah menjadi MoGan yang setia dan ceria, di mana pun Anda berada. Doa kami selalu menyertai perjalanan hidupmu…(Red.)
