Dalam bentuk-bentuk doa yang lebih tinggi sering dipakai istilah sebagai “menikmati misteri Allah” atau “dinyalakan oleh kecintaan Allah”. Berdoa dengan Kitab Suci akan menghasilkan “pengertian mesra dari hal-hal rohani”. Pengertian mesra dan pengalaman dari hal spiritual merupakan buah dari doa kontemplatif.
Dalam doa kontemplatif, kita mengalami secara nyata kehadiran Allah, kita rindu agar dapat sendirian bersama Dia. Kita mengalami cinta-Nya yang tak terungkapkan, dan dalam hati kita lahir jawaban intim atas kasih-Nya yang besar.
Kontemplasi sukar dirumuskan dengan suatu definisi. Oleh karena doa itu merupakan pengalaman pribadi bersama Allah dan sukar diungkapkan dengan kata-kata. Dalam doa kontemplatif, Yesus menyatakan kehadiran-Nya dalam kita dan merupakan misteri cinta kasih. Kesatuan itulah yang kita cari dalam doa kontempatif.
Tuhan Yesus, guru dan contoh Illahi segala kesempurnaan, telah mengajarkan kesucian hidup, yang diadakan-Nya sendiri dan yang ditempuh-Nya selengkap-lengkapnya kepada semua orang dan masing-masing murid-Nya dalam kedudukan manapun juga.
“Jadilah kamu sempurna, seperti Bapamu di Surga sempurna adanya.” Pesan kepada semua dengan diutus-Nya Roh Kudus, yang mendorong mereka dari dalam untuk mencintai Tuhan dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dengan segenap budi, dan dengan segenap kekuatan dan untuk saling mencintai sebagaimana Kristus telah mencintai mereka.”(Kutipan dari Konstitusi dogmatis De Ecclesia, Vatikan II, nomor 40).
Doa kontemplatif berarti: to be alone with God, menikmati sinar hangat dari kehadiran-Nya. Kontemplasi berarti: mengetahui dalam lubuk hati bahwa kita dikenal dan dicintai Tuhan. “Yang menabur dengan bercucuran air mata; akan menuai dengan sorak sorai. Ia pergi dengan menangis sambil membawa kantong benihnya; ia pulang sambil bernyanyi membawa berkas panenannya.” (Mzm. 126 : 5 – 6) “Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi.” (Mat. 6 : 6). Selamat bermeditasi.( Sisca / Kom. Meditasi Kristiani 🙂
Dikutip dari buku: “Bicaralah Tuhan, Sebab Hamba-Mu ini Mendengar”, Pedoman Meditasi dengan Kitab Suci karangan David E. Rossage. Institut Roncalli – Salatiga.