Hujan malam itu tidak menyurutkan semangat umat St. Martinus yang ingin menghadiri Perayaan Ekaristi Syukur Pesta Nama Pelindung Gereja St. Martinus, pada Jumat, 17 November 2017. Tidak hanya Pesta Nama, dalam Perayaan Ekaristi malam itu dilakukan juga Serah Terima Jabatan Pastor Paroki, sekaligus pisah sambut para Imam yang akan dipindah-tugaskan dari dan ke Paroki St. Martinus.
Perayaan Ekaristi konselebrasi dipimpin oleh Rm. Hilman sebagai Konselebran Utama, didampingi oleh Rm. Sahid, Rm. Abi, Rm. Gandhi, Rm. Willy, dan Rm. Siswa. Rm Wahyu sih datang belakangan hihihi, ups! Sertijab kali ini menjadikan Rm. Sahid dilepas jabatannya dari Pastor Paroki, beralih menjadi Pastor Vikaris St. Martinus. Rm. Gandhi dipindah-tugaskan ke Pamanukan bertukar tempat dengan Rm. Siswa. Rm. Wahyu-lah yang menggantikan posisi Rm. Sahid, sebagai Pastor Paroki St. Martinus.
Misa diawali dengan pembacaan riwayat hidup St. Martinus. Di mana St. Martinus memberi teladan sikap peka dan peduli kepada sesama lewat pengorbanan diri. Dalam homilinya, Rm. Hilman, Vikjen Keuskupan Bandung menyampaikan perumpamaan kambing dan domba. Diharapkan, kita dapat menjadi domba-domba yang baik dengan penggembalaan-Nya. Dengan kekuatan-Nya lah kita bisa berubah dan berbuah. Tuhan pun sudah mengutus pelayan dan penggembala dombadombanya di St. Martinus.
Selain itu, dalam memperingati Santo pelindung gereja, Rm. Hilman mengajak umat sekalian untuk meneladani spirit St. Martinus yang peka dan mengorbankan diri dengan menyebarkan kasih. Maka kita akan dapat rahmat Tuhan saat mengalami pertobatan.
Di akhir homilinya, Rm. Hilman mengajak umat untuk tetap mendoakan para Imam. Karena doa dari umat sangatlah berarti untuk perjalanan pelayanan mereka. Bukan malah ngomongin di belakang loh ya… hihihi.
Tak terasa, waktu cepat berlalu. Usai doa setelah komuni, Rm. F.X. Wahyu Tri Wibowo masuk dan bergabung dalam gereja. Beliau mengalami perjalanan panjang dan macet, langsung dari Garut. Kemudian dilakukan penanda-tanganan naskah Serah Terima Jabatan Pastor Paroki St. Martinus, dari RD. J.B. Sahid kepada RD. F.X. Wahyu T.W., disaksikan oleh Rm. Hilman, Bapak Handy, dan Bapak Agus.
Usai sertijab, Rm. Sahid dan Rm. Wahyu diberi kesempatan untuk menyampaikan kata sambutan. Rm. Sahid mengucapkan selamat datang kepada Rm. Wahyu. Semoga kedatangan beliau membawa ‘wahyu-wahyu’ bagi umat di St. Martinus. Semoga Rm. Wahyu betah dan dengan kedatangan wajah baru dan muda ini membawa semangat dan sukacita bagi umat St. Martinus.
Rm. Wahyu menyampaikan permintaan maaf dan menjelaskan betapa sulitnya mencapai gereja ini dengan halangan hujan dan banjir. Dimaafkan kok Mo… Rm. Wahyu berharap agar bisa bersama-sama melangkah sehati sejiwa bersama. Sesuai dengan prinsipnya, “Melangkah bersama bercita-cita dengan semangat persaudaraan.” Tidak lupa, beliau juga mengenalkan profil dirinya.
Sebagai kenang-kenangan bagi Rm. Gandhi yang sangat dicintai kawula muda St. Martinus, OMK menyiapkan video pendek sebagai ungkapan terima kasih atas bimbingan beliau. Sebuah pigura bergambar foto dirinya diberikan. Begitupun dengan kelompok lain yang memanfaatkan kesempatan ‘detik-detik’ kepindahan Rm. Gandhi.
Perayaan Ekaristi sudah berakhir, ketika Rm. Gandhi keluar lagi dari Sakristi. Rupanya beliau belum berpamitan. Beliau berpamitan sekaligus meminta maaf apabila ada umat yang tersakiti lewat perkataan beliau. Dimaafkan kok Mo (2)… Rm. Gandhi juga menjelaskan sekaligus meminta doa mengingat tugas yang akan datang adalah tugas yang baru bagi beliau, bukan sebagai Pastor Vikaris tapi sebagai Pastor Paroki.
Selamat datang, dan selamat bergabung Rm. Wahyu dan Rm. Siswa! Semoga betah ya dengan umat St. Martinus… Selamat jalan Rm. Gandhi, tetaplah berkarya dan setia dalam komitmen yang sudah dipilih di awal perjalanan Romo. “Karena dalam setiap perjumpaan akan ada perpisahan, namun perpisahan bukanlah akhir dari segalanya. “ (Gracia Stephanie/St. Emilia de Vialar)