Pada tanggal 21-22 Oktober 2017, hari Sabtu dan Minggu, di Wisma Shalom dilaksanakan pembekalan bagi para pengurus Lektor. Acara ini dihadiri oleh +100 pengurus lektor dari seluruh Paroki dan Stasi se Keuskupan Bandung. Dalam sambutannya, Pr. Adhi (St. Odilia) selaku Ketua Komisi Liturgi yang baru, menyampaikan pesan dari Bapa Uskup, bahwa menjadi lektor merupakan suatu rahmat. Lektor memiliki tugas membacakan Sabda bukan hanya untuk orang lain tetapi juga untuk dirinya sendiri.
Acara ini terdiri dari 4 sesi utama. Romo Eko, OSC berbicara tentang Public Speaking. Dengan gayanya yang khas dan mengundang tawa, beliau memberikan tips bagaimana cara mengatasi kegugupan yang seringkali muncul saat bertugas.
Kami juga diberi contoh bagaimana membaca dengan baik dan benar. Romo Eko berpesan, “Seorang pelayan tidak boleh menjadi batu sandungan bagi umat karena akan menghalangi warta Allah, bahkan perlu dites kualitas iman dalam hidup pribadinya.”
Dalam sesi bedah Kitab Suci, Romo Bayu, Pr menjelaskan ciri-ciri Alkitab Katolik yang selalu memiliki 2 logo yaitu dari LAI dan LBI. Alkitab Katolik merupakan satusatunya kitab yang memiliki bukti otentik yang dapat dibuktikan. Romo Bayu berpesan bahwa Alkitab tidak untuk diperdebatkan karena penafsiran tiap orang berbeda. Yang harus dijelaskan adalah posisi iman kita. Yang dipakai dalam liturgi adalah Alkitab Terjemahan Baru. Tetapi untuk lebih mudah memahami isinya, Alkitab BIMK dapat dijadikan sebagai referensi.
Sesi Liturgi Ekaristi dan PUMR disampaikan oleh Romo Riston, OSC. Tujuan utama liturgi adalah untuk memuliakan dan menguduskan Tuhan. Tiga unsur penting liturgi yang tidak boleh diabaikan yaitu: universal, unitas, dan memiliki kekhasan Katolik Roma.
Romo Eddy, OSC berbicara mengenai spiritualitas pelayanan. Lektor adalah pribadi yang diambil, diberkati, dipecah, dan dibagikan. Sebagai orang yang dipilih, kita harus setia menjalankan komitmen dengan penuh tanggung jawab supaya bisa mendatangkan berkat bagi orang banyak.
Sesi ditutup dengan Misa yang dipimpin Romo Eddy, dilanjutkan dengan makan siang kemudian sayonara… Ketua Forkom Lektor Keuskupan Bandung berharap silaturahmi para lektor Keuskupan Bandung tidak terhenti sampai di sini. Sebagai lektor, mari kita tunjukkan keramahan dan persahabatan, serta kehidupan pribadi yang baik, supaya lebih banyak lagi pribadi-pribadi yang bersedia dipilih Allah untuk menjadi pewarta Sabda. (Bella/ Lektor St. Martinus)
