Mendalami dan Menikmati Mazmur 142

Doa Seorang yang Dikejar-kejar

  1. Dengan suara lantang aku berseru kepada Tuhan,* dengan suara lantang aku mohon kepada Tuhan.
  2. Aku mencurahkan keluh kesahku di hadapan-Nya,* aku membentangkan sengsaraku kepada-Nya.
  3. “Bila nyawaku melenyap daripadaku,* Engkaulah yang mengetahui jalannya ke maut. Sepanjang jalan yang harus kutempuh,* para musuhkumemasang jerat.
  4. Tengoklah dan saksikan sendiri,* tak seorang pun mau mengenal aku. Tak mungkin aku meloloskan diri,* tak seorang pun menghiraukan daku.
  5. Aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan,+ Engkaulah pelindungku,* milik pusakaku dalam hidup abadi.
  6. Perhatikanlah seruanku,* sebab aku teramat hina. Lepaskanlah aku dari musuh yang mengejar aku,* karena mereka terlalu kuat bagiku.
  7. Keluarkanlah aku dari penjara maut,* agar aku memuji nama-Mu! Semoga rombongan para suci melingkungi aku,* sebab Engkau menyelamatkan daku.”

Pernahkah kita merasa dikejar-kejar? Entah itu oleh target, oleh tuntutan tugas, oleh musuh/orang yang membenci kita? Perasaan dikejar-kejar terutama adalah pengalaman fisik-jasmani.

Tetapi bisa juga pengalaman rohani. Dalam pengalaman seperti itu, kita mencari perlindungan, bahkan mencari pembenaran diri. Dalam salah satu tahap perjalanan hidupnya, Daud pernah dikejar-kejar musuhnya. Ia mengalami ketakutan dan kecemasan luar biasa. Sebab kalau terkejar dan tertangkap itu berarti mati. Untuk itu Daud mencari tempat persembunyian yang aman dari kejaran musuh, dalam sebuah gua.

Di sana, Daud melantunkan doa permohonan. Mazmur 142 ini adalah doa permohonan saat berada dalam pengejaran musuh. Mazmur ini dalam Alkitab kita mempunyai judul sbb: “Doa seorang yang dikejar-kejar”. Mazmur yang cukup singkat, terdiri atas 8 ayat ini, akan saya bahas sebagai satu kesatuan utuh.

Dalam ayat 1 dilukiskan tentang tempat di mana Daud berada. Ia berada dalam sebuah gua. Di tempat itu Daud memanjatkan doa permohonan kepada Tuhan dengan suara nyaring/lantang. Disana, Daud membayangkan diri menghadap hadirat Allah. Ia mengungkapkan pengalaman hidup yang sesak. Kesesakan dan keluh-kesah itu muncul karena ia dikejar-kejar musuh yang seakan- akan tidak membiarkan Daud istirahat sejenak (ay. 3). Dalam pelarian dan pencarian tempat perlindungan itu, Daud dilanda putus-asa sehingga ia merasa semangatnya lemah-lesu.

Tetapi ia percaya bahwa Tuhan tahu akan kondisinya; ia yakin bahwa Tuhan akan segera bertindak memberi pertolongan. Pemazmur merasa tidak aman, sebab para musuhnya dengan sembunyi-sembunyi, telah memasang jerat perangkap di jalan yang dilaluinya.

Pemazmur merasa sendirian. Di kanan dan kirinya tidak ada lagi orang yang menaruh perhat ian dan kepedul ian kepadanya. Karena itu, ia tidak bisa mencari perlindungan pada seorang teman. Ia merasa sendirian dan tidak dihiraukan. Tempat pelarian tidak hanya berupa gua sunyi. Tetapi bisa juga berupa jejaring pertemanan yang melindung dan memberi rasa nyaman. Dan itu tidak tersedia lagi bagi pemazmur. Ia merasa sendirian dan kesepian (ay. 5). Itu sebabnya, pemazmur berseru dan mencari perlidungan kepada Tuhan, sebab ia tidak mendapatkan perlindungan di antara manusia yang hidup, tempat ia ada sekarang dan di sini (ay. 6).

Dalam upayanya itu, pemazmur sangat berharap akan pertolongan dari Tuhan, sebab ia merasa lemah dan tidak berdaya menghadapi musuh (ay. 7a). Pemazmur juga meminta agar Tuhan sudi melepaskan dirinya dari musuh yang mengejar dia. Ia amat membutuhkan pertolongan Tuhan karena ia merasa lemah padahal musuhnya sangat kuat ay. 7b). Rupanya kejaran yang dialaminya selama ini adalah sedemikian rupa sehingga ia merasa seperti sudah terpenjara, terkepung di segala penjuru. Penjara yang dimaksudkan bisa juga sebuah pengalaman jiwa dan rohani yang serba terkurung sehingga dia merasa tidak berdaya dan mati lemas (ay. 8a). Ia meminta agar Tuhan sudi melepaskan dia dari “penjara” itu. Jika hal itu terjadi maka ia akan memuji nama Tuhan. Pada saat itulah dia akan menemukan orang-orang benar. Mereka akan mengelilingi dia sebagai ganti pengepungan yang dilakukan orang-orang jahat dan para musuhnya selama ini. Tetapi semua ini bisa terjadi dengan satu syarat: Tuhan mau berbuat baik kepada pemazmur yaitu melepaskan dan membebaskan dia dari kepungan dan kejaran musuhnya (ay. 8b). Abepura, Medio Juli 2017 – Penulis: Dosen biblika FF-UNPAR Bandung. Dosen tamu STFT Fajar Timur Abepura, Papua.

Baptisan:
Baptisan balita diadakan per 2 minggu sekali, baptisan dewasa per 1 tahun sekali.

Formulir dapat diunduh melalui tautan berikut:


Pernikahan:

Sakramen pernikahan dapat diadakan pada hari Sabtu atau Minggu. Hubungi sekretariat di tautan berikut untuk informasi lebih lanjut.

Perminyakan:
Sakramen perminyakan sesuai dengan janji. Hubungi sekretariat di tautan berikut untuk informasi lebih lanjut.

Data Wilayah

Baru pindah rumah dan tidak tahu masuk ke wilayah mana dan harus menghubungi siapa?

Jangan panik! Mang Umar ada solusinya! Silahkan kamu cek link ini untuk mencari data wilayah di paroki St. Martinus

Jadwal Pelayanan Sekretariat

Senin, Rabu, Kamis, Jumat: 07.30 – 12.00 & 16.40 – 19.00
Selasa, Sabtu: 07.30 – 12.00
Hari Minggu dan hari libur tutup

Alamat Sekretariat
Komplek Kopo Permai Blok H No. 4
Telp. 022-540-4263
Whatsapp +62 822-6055-3066

Jadwal Misa

Misa Harian
Senin – Sabtu di gereja pukul 06.00. Misa di Pastoran sementara waktu ditiadakan.

Minggu:
• 06.00
• 08.00
• 10.00

Sabtu:
• 18.00

COPYRIGHT © 2015 BERGEMA BY TIM KOMSOS ST. MARTINUS.