Minggu Adven 1
BcE. Yes. 63: 16b – 17; 64: 1. 3b – 8; 1Kor. 1: 3 – 9 ; Mrk. 13 : 33 – 37
Permenungan kita pada hari Minggu Adven pertama ini, diawali dengan nasihat Yesus kepada para pendengar-Nya supaya berjaga-jaga. Nasihat untuk berjaga- jaga dimaksudkan agar para pendengar-Nya tidak mudah jatuh dalam godaan si jahat dan terjerembab dalam kubangan dosa.
Mengapa? Sebab dosa menjauhkan manusia dari Allah, Sang Pencipta-Nya. Bagaimanapun, harus kita akui bahwa hidup adalah sebuah peziarahan menuju rumah Bapa; persatuan manusia dengan Allah. Maka agar peziarahan hidup itu dapat mencapai tujuannya yang sejati, sikap berjaga-jaga terhadap semua kemungkinan adalah hal yang patut dikedepankan.
Berjaga-jaga bukanlah sebuah “ketakutan” akan realita dan pergolakan hidup; bukan pula ungkapan rasa pesimistis. Berjaga-jaga lebih merupakan sebuah komitmen manusia untuk senantiasa menjaga relasinya dengan Allah, Sang Pencipta-Nya. Dengan berjaga-jaga, manusia dituntut untuk menjalani hidup dan kehidupannya sesuai dengan kehendak Allah.
Mengawali masa Adven ini, kita sebagai umat Kristiani diajak untuk senantiasa berjaga-jaga. Sikap berjaga-jaga itu dinyatakan dengan menjaga pikiran, perkataan, dan perbuatan kita agar tetap bersih dan berkenan kepada Allah. Mampukah kita melaksanakannya? Jawabannya pasti bisa, asalkan kita mau berserah diri kepada Allah.
So, tunggu apalagi? Mari dengan rendah hati, kita mengakui segala dosa kita di hadapan Allah dan hidup seturut kehendak-Nya. Selamat merenungkan! (Carlos/Sie Pewartaan)