Liturgi Ekaristi (Bagian 3)
Doa Persiapan Persembahan
Sesudah bahan persembahan selesai ditata di altar dan semua acara yang mengiringinya sudah dilaksanakan, Imam mengajak umat berdoa, “Berdoalah, saudara saudari, supaya persembahanku….” Saat ini umat berdiri dan menanggapinya dengan berdoa, “Semoga persembahan ini diterima…” sebagai keikutsertaan umat bersama Imam mempersembahkan kurban tunggal yang tak bercela yaitu kurban Kristus.
Bagian persiapan persembahan diakhiri oleh Imam sambil merentangkan tangan dengan sebuah doa yang dinamakan “Doa Persiapan Persembahan” (Oratio super oblata). Dengan doa ini, Imam langsung memohon kepada Allah agar persembahan yang dibawa umat dikuduskan dan dipersatukan dengan kurban persembahan diri Kristus. Doa Persiapan Persembahan diakhiri dengan ucapan Imam yang bersifat kristologis (keallahan Yesus Kristus), “Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami” (Per Christum, Dominum nostrum). Umat lalu serentak bersama-sama mengucapkan, “Amin“. Setelah ini, ritus liturgi Ekaristi memasuki puncaknya yang diawali dengan Doa Syukur Agung (DSA).
Doa Syukur Agung
Doa Syukur Agung merupakan doa syukur dan persembahan yang sebenarnya. Di dalamnya, persembahan roti dan anggur yang kita hunjukkan ke hadapan Allah sungguh menjadi Tubuh dan Darah Kristus berkat karya Roh Kudus. Doa Syukur Agung adalah pusat dan puncak Perayaan Ekaristi, suatu doa syukur dan pengudusan. Dengan doa ini seluruh umat beriman menggabungkan diri dengan Kristus dalam memuji karya Allah yang agung dan dalam mempersembahkan kurban. Ada dua bagian utama dalam Doa Syukur Agung, yaitu [1] Doa Pujian dan [2] Doa Syukur.
Unsur-unsur dalam Doa Pujian: [a] Dialog Pembuka, [b] Prefasi dan [c] Aklamasi Kudus. Sedangkan unsur-unsur dalam Doa Syukur; [a] Doa Epiklesis (permohonan turunnya kuasa Allah yang penuh daya), [b] Doa Konsekrasi (pengudusan roti dan anggur yang diubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus), [c] Aklamasi Anamnesis (penghadiran kembali peristiwa masa silam ke masa kini; dalam Perayaan Ekaristi kurban salib Yesus Kristus yang terjadi satu kali untuk selama-lamanya dihadirkan kembali di saat sekarang agar umat ambil bagian dalam Kurban Kristus), [d] Doa Kurban/Persembahan, [e] Doa Permohonan, dan [f] Doksologi (ungkapan pujian kepada Tritunggal Yang Mahakudus) serta Amin meriah. (bersambung) (Andy/DPP St. Martinus; Sumber: C.H. Suryanugraha, OSC; Belajar Misa, Memetik Makna; Kanisius, Yogyakarta, 2014& Lakukanlah Ini – Sekitar Misa Kita; SangKris, Bandung, 2003)