Thomas adalah salah seorang dari keduabelas murid Yesus, yang juga disebut Didimus (‘si kembar’, Yoh. 11:16). Ia disebut dalam daftar para rasul (mis. Luk. 6:15), tetapi hanya dalam Injil Yohanes ia menjadi penting. Ia dijuluki ‘Thomas yang kurang percaya’, karena dalam cerita Injil Yohanes, ia tidak mau percaya pada kebangkitan Yesus sampai ia diberi bukti nyata (Yoh. 20:24-29).
“Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya. (Yoh 20: 25). Ayat ini menceminkan watak dan pendirian yang kuat.
Pada waktu Yesus menyatakan diri-Nya, akhirnya Thomas berseru: ‘Ya Tuhanku dan Allahku’ (Yoh. 20:28). St. Thomas di Paroki Santo Martinus adalah pelindung Stasi Pangalengan, satu dari 3 stasi yang dimiliki gereja St. Martinus. Stasi ini terletak di Bandung Selatan. Wilayahnya terbentang dari pertigaan Kamasan Banjaran hingga Pangalengan. Warga di stasi ini berjumlah 25 kepala keluarga, terdiri dari suku Jawa, Batak, dan suku lainnya.
Seperti halnya stasi yang lain, kendala dari stasi ini adalah tempat tinggal yang saling berjauhan, sehingga untuk berkumpul sangat sulit. Pun… di stasi ini daerahnya masih rawan kejahatan.
Karena alasan itulah maka pertemuan selalu diselenggarakan siang hari, termasuk Misa yang diselenggarakan setiap hari Jumat minggu ke-3, dalam bulan.
Namun karna diilhami oleh St. Thomas, Rasul, maka warga Stasi Pangalengan dapat menjalankan segala kegiatan menggereja dengan baik. Kebersamaan dan kekeluargaan di stasi ini sangat terasa sekali. Hal ini bisa dilihat saat hari Minggu. Hampir seluruh warga hadir di gereja St. Martinus untuk mengikuti Misa Minggu.
Tetaplah menjadi stasi yang selalu menonjolkan kebersamaan dan kekeluargaan. Itulah salah satu ciri orang beriman akan Kristus. Amin. (Andreas S./Kokorwil)