Dari semua yang sudah kita baca, kita dapat melihat beberapa teladan yang pantas untuk diikuti dalam kehidupan kita sebagai orang Kristiani yang sungguh mau beriman kepada Allah atau sebagai orang Kristiani yang mau bertumbuh.
- Cinta Santo Martinus kepada jiwa-jiwa
Kehidupan Santo Martinus memang sangat dijiwai oleh cintakasih Allah kepada jiwajiwa. Dan demi menyalurkan kasih Allah kepada jiwa-jiwa ini, Santo Martinus rela berbuat apa saja, sekalipun harus mengorbankan dirinya sendiri, seperti misalnya karirnya dalam dunia militer yang sebenarnya lebih menjamin kehidupannya secara duniawi.
Cinta ini juga terlihat dalam usahanya menyelamatkan kaum Priscillianis Spanyol dan 2 orang lain yang dituduh memiliki hubungan dengan Kaisar Gratianus. Demi jiwa mereka, dia mau merendahkan dirinya dengan menerima syarat yang ditetapkan oleh Kaisar Maximus, yaitu mendatangi dan berbaikan kembali dengan Ithacius, seorang Uskup Ortodoks yang ditentangnya secara luar biasa. Cintanya kepada jiwa-jiwa sungguh tanpa pamrih.
- Teladan Evangelisasi
Dari seluruh kisah kehidupan Santo Martinus, kita bisa melihat bagaimana teladannya dalam melakukan evangelisasi atau pewartaan Kabar Gembira. Setiap saat dalam hidupnya dianggapnya sebagai saat untuk selalu mewartakan Kabar Gembira. Oleh karena itu, tanpa mengenal lelah, dia berkeliling ke seluruh daerah Perancis untuk menegakkan Kerajaan Allah, menggantikan berbagai kepercayaan suku suku bangsa yang ada di setiap daerah terhadap banyak dewa. Dihancurkannya banyak kuil penyembahan dewa, ditumbangkannya pohon-pohon besar yang dikeramatkan, dan sebagainya.
Berkaitan dengan teladan dalam evangelisasi, kita juga melihat kepekaan Santo Martinus untuk melihat apa yang dibutuhkan umat pada waktu itu dan di tempat itu. Kepekaan ini menunjukkan juga kepekaannya terhadap kehadiran dan bimbingan Roh Kudus karena memang hanya Roh Kuduslah yang paling mengetahui kebutuhan umat di setiap zaman. Misalnya hal ini ditunjukkan oleh Santo Martinus dalam perjuangannya mendirikan banyak biara untuk para rahib dan mendidik mereka sungguh-sungguh untuk menjadi alat di tangan Tuhan, yang sangat dibutuhkan umat saat itu.
- Iman yang teguh dan hidup
Dia sungguh beriman dan percaya bahwa Allah adalah satu-satunya Allah dan yang memiliki kuasa yang sesungguhnya. Maka Allah tidak bisa dibandingkan dengan dewa-dewa dan pohon-pohon keramat. Oleh karena itu, semua yang bukan Allah itu harus dimusnahkan. Iman yang teguh dan hidup ini, khususnya bisa kita lihat dalam perjuangannya melawan kaum Paganisme.
Misalnya, terlihat dalam kisah di atas, bagaimana Santo Martinus menyetujui syarat yang diajukan oleh satu kelompok orang untuk diikat dan diletakkan di bawah pohon keramat yang akan ditumbangkan. Kalau Santo Martinus menolak, maka mereka juga menolak untuk menumbangkan pohon itu. Karena Santo Martinus yakin dan percaya akan kasih Allah kepada semua jiwa, maka dia percaya juga bahwa Allah mengasihi dan melindungi jiwa orang-orang itu serta menyelamatkan mereka. Sebenarnya bisa saja, dia menolak syarat itu, dan menebang sendiri pohon keramat itu. Akan tetapi, Santo Martinus tahu bahwa kalau mereka yang selama ini sudah mempercayai pohon keramat itu mau menebang sendiri, maka ini akan menjadi suatu dasar penolakan yang kuat terhadap pemujaan dewa-dewa, karena memang terbukti bahwa dewa mereka itu tidak ada apa-apanya. Dari pengalaman ini, tentunya mereka akan menjadi lebih mudah untuk menerima Yesus Kristus sebagai Allah mereka.
Iman ini juga ditunjukkan oleh Santo Martinus waktu dia harus menghadapi seorang pemuda yang mengamuk dengan pedangnya karena kuil dewa di daerahnya dihancurkan. Tanpa ragu-ragu dan takut, Santo Martinus menyodorkan dadanya. Dia rela mengorbankan dirinya asalkan orang lain selamat. Di lain pihak, dia percaya bahwa kuasa Allah melebihi segalanya dan kuasa itu akan melindungi dia. Hal ini menunjukkan suatu kepekaan luar biasa terhadap bimbingan Roh Kudus. Santo Martinus sungguh menjadi seperti suatu alat yang hanya dapat bekerja karena ada Tuannya yang memakai alat itu. Tanpa ada Sang Tuan, maka alat itu hanya akan tergeletak sia-sia.