Disambut dengan sejuknya cuaca di Ciwidey, Sabtu sore tanggal 18 November 2017 dipersembahkan Perayaan Ekaristi di Stasi St. Petrus oleh RD Christoper Gandhi. Perayaan Ekaristi ini sekaligus “pamitan” Rm. Gandhi kepada umat di sana, sehubungan dengan kepindahan beliau dari Paroki St. Martinus. Perayaan Ekaristi dimulai pada pukul 17.15 dan dihadiri oleh +/- 50-60 orang umat stasi St. P e t r u s . S eme n t a r a t amp a k menemani Rm. Gandhi sekitar 10 orang pengurus DPP dan OMK.
Dalam homilinya Rm. Gandhi menyampaikan bahwa Tuhan tidak berfokus pada talenta yang diberikan tetapi apakah kita mau berusaha untuk mengusahakan sesuatu atau tidak. Dari homili yang diberikan ini ada banyak hal yang bisa kita pelajari dan kita refleksikan yaitu:
- Bukan berbicara tentang jumlah talenta yang kita miliki tetapi pada usaha untuk mengembangkan talenta tersebut.
- Apabila kita melakukan tugas dengan baik dan sempurna maka kita akan mendapatkan tugas yang lebih berat dan lebih banyak lagi. Tidak ada kata berhenti dan berakhir.
- Orang yang dihukum adalah orang yang tidak berusaha. Bukankah lebih baik kehilangan sesuatu karena berusaha daripada tidak mengusahakan suatu apa pun.
- Orang yang mempunyai lebih akan diberi dan yang tidak punya akan diambil, maksudnya adalah apabila orang yang punya talenta dan menggunakannya maka ia akan mampu bekerja dengan talenta tersebut tapi apabila dia punya talenta dan gagal memanfaatkannya maka dia sungguh akan kehilangan talentanya.
Perayaan Ekaristi berakhir pada pukul 18.20. Usai Perayaan Ekaristi, Bapak Sinaga selaku Ketua Stasi mengucapkan terima kasih kepada Rm. Gandhi karena telah mendampingi umat di stasi St. Petrus selama hampir 4 tahun. Mereka berharap agar apa yang sudah diberikan oleh Rm. Gandhi selama ini, dapat menjadi bekal untuk umat di stasi supaya menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Acara dilanjutkan dengan pemberian tanda kasih berupa ulos berwarna merah. Setelah ulos disematkan di pundak, umat dan Romo melakukan sesi foto secara bersama-sama. Rangkaian acara malam itu ditutup dengan santap malam bersama. Para ibu dari stasi sudah menyiapkan beragam hidangan spesial untuk makan malam kali ini. Hidangan makan malam yang sangat pas karena dapat menghangatkan badan di tengah cuaca Ciwidey yang dingin. (Anggita Meidilia/St. Theresia)