Sanggahan singkat atas tuduhan bahwa Iman akan Trinitas bertentangan dengan Pancasila
Syalom aleikhem. Syahdan peribahasa: “Tong kosong berbunyi nyaring.” Orang kurang pengertian bisa banyak omong tanpa paham benar makna cakapnya. Belum lama ada video cekak tersebar. Isinya tuduhan bahwa iman akan Trinitas (Allah Tritunggal) tak cocok dengan Pancasila, khususnya sila pertama. Tuduhan yang cupet dan sumir. Mari simak bantahan singkat berikut. Sekurang-kurangnya dengan ini orang tahu iman akan Trinitas sesuai dengan sila ketuhanan.
Dalam iman agama Kristen yang satu, kudus, Katolik, dan Apostolik (dikenal luas dengan nama “Katolik”), Allah itu esa. Allah esa disebut “Bapa”. Mengapa orang Katolik menyapa Allah itu Bapa? Karena Yesus Kristus mengajarkannya. Ingatlah doa Bapa Kami. Dalam doa itu, Allah disebut Bapa. Itu yang Tuhan Yesus ajarkan dan tercatat dalam kitab-kitab Injil. Jadi, Allah-nya orang Katolik punya sapaan. Allah yang esa itu diseru dengan sebutan Bapa.
Untuk menyampaikan wahyu, untuk berbicara kepada para nabi dan manusia lainnya, Allah berfirman. Firman Allah itu suara Allah, sabda Allah, perkataan Allah. Allah memerintahkan ini-itu, juga beri petunjuk demi keselamatan manusia dengan firman-Nya.
Selain untuk berkata-kata, Allah berfirman untuk menciptakan alam semesta dan segala sesuatu. Firman Allah adalah daya kuasa Allah, daya cipta Allah. Tanpa Firman-Nya, Allah tak dapat berkata-kata, juga tak dapat mencipta. Jadi, Allah pasti ada menyatu bersama Firman-Nya. Secara kekal, Allah dan Firman-Nya tak mungkin terpisah. Dalam iman Katolik, Firman Allah disebut “Putra”. Ini bukan hal biologis yang berarti anak. Putra adalah sebutan untuk Firman Allah.
Allah itu hidup selama-lamanya, tidak mungkin mati. Daya hidup Allah, hayat Allah, adalah Roh-Nya. Bahkan, Allah adalah roh. Dalam iman Katolik, Roh Allah disebut “Roh Kudus”.
Terang-benderang sudah, Allah disebut Bapa, Firman-Nya disebut Putra, Roh-Nya disebut Roh Kudus. Secara abadi, kekal selama-lamanya, Allah ada manunggal bersama dengan Firman-Nya dan Roh-Nya, tak mungkin berpisah. Itulah Allah yang esa, yang tritunggal. Jadi, Bapa dan Putra dan Roh Kudus adalah Allah dan Firman-Nya dan Roh-Nya yang secara abadi tak terpisahkan. Allah dan Firman-Nya dan Roh-Nya itu bukan tiga, melainkan tunggal.
Masih mau berujar iman akan Trinitas dan Pancasila tak selaras? Wahai orang-orang yang berakal, berpikirlah. Allah-nya orang Katolik itu esa. Allah yang Firman dan Roh-Nya manunggal secara kekal. Dan Pancasila berbunyi “Ketuhanan yang maha esa” pada sila pertamanya. Jadi? Mengutip seorang komedian: “Mikir!”
Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Imam Gereja Katolik Roma