Hari Minggu Adven ke-4
BcE. 2Sam. 7 : 1 – 5. 8b – 12. 14a. 16; Rm. 16 : 25 – 27; Luk. 1 : 26 – 38
Belakangan ini partai-partai politik mulai gencar mengadakan konsolidasi untuk memilih serta menetapkan pasangan calon yang akan diusung pada pemilu 2018. Karena itu tidaklah mengherankan jika hampir di setiap sudut kota Bandung, kita bisa dengan mudah menemukan spanduk-spanduk atau baliho yang mempromosikan pasangan calon tertentu.
Yang menarik dari spanduk atau baliho itu adalah setiap pasangan calon mempromosikan diri dengan “mengumbar janji-janji manis” yang faktanya belum tentu dapat mereka realisasikan. Anehnya, masyarakat seolah “terhipnotis” oleh janji-janji manis pasangan calon tersebut. Itulah realitanya. Manusia mudah mengumbar janji demi memperoleh kekuasaan.
Berbeda dengan manusia, Allah tak pernah ingkar janji. Dalam bacaan pertama misalnya (2Sam. l 7 : 1 – 5. 8b – 12. 14a. 16), Allah menjanjikan kepada Daud keamanan dari segala musuhnya dan Allah menepati janji-Nya. Dalam bacaan Injil (Luk. 1 : 26 – 38), Allah juga berjanji kepada Perawan Maria bahwa Perawan Maria akan menjadi Bunda Allah, Bunda Penyelamat bagi umat manusia. Dan janji itu pun terpenuhi dalam diri Maria.
Pertanyaannya : Apa yang bisa kita pelajari dari kedua kisah di atas? Pertama, Allah tidak pernah ingkar janji. Janji Allah seperti fajar pagi hari, yang tiada pernah terlambat bersinar. Kedua, janji Allah hanya akan terjadi jika kita mau bekerjasama dengan Allah untuk merealisasikannya. Caranya? Berpasrah kepada Allah dan menjalankan segala perintah-Nya. Selamat mempraktekannya! (Carlos/Sie Pewartaan).