Hari Raya Natal
BcE. Yes. 52 : 7 – 10; Ibr. 1 : 1 – 6; Luk. 2 : 1 – 14
Hari ini kita menerima kabar gembira kelahiran Tuhan Yesus Kristus seperti yang pernah dialami oleh para gembala dua ribu tahun yang lalu. Yang menarik adalah bahwa kabar sukacita itu tidak disampaikan dari sebuah rumah sakit besar atau dari sebuah istana kerajaan, melainkan bergema dari sebuah kandang binatang yang sederhana, gelap, dan kotor.
Selain itu, kabar sukacita itu juga pertama-tama tidak disampaikan kepada kaum cerdik pandai, para pejabat daerah, atau para pemegang tampuk kekuasaan, melainkan kepada para gembala yang miskin, kotor, dan tidak terdidik.
Dari peristiwa kelahiran Yesus Kristus ini, pesan apa yang bisa kita pelajari? Pertama, Allah sendiri mau solider dengan kita manusia yang hina ini. Maka Allah pun menghendaki agar kita pun membangun sikap solidaritas terhadap sesama kita, terutama mereka yang miskin dan tersingkirkan dalam masyarakat.
Kedua, melalui peristiwa ini, Allah menghendaki agar kita tidak saja menjadi penerima kabar sukacita, tetapi sekaligus juga menjadi pewarta kabar sukacita kepada semua orang yang kita temui dalam perjalanan hidup kita. Caranya? Hiduplah seturut kehendak Allah sebagaimana orang yang telah menerima kabar sukacita. Selamat merenungkan! (Carlos/Sie Pewartaan).