- Anak adalah penerus sejarah keluarga, masyarakat, dan bangsa. Agar mereka dapat menjadi penerus yang handal dan membanggakan, maka mereka harus mendapat pendidikan yang handal pula. Menurut Mgr. Ign. Suharyo, pendidikan yang handal adalah, “Upaya untuk membentuk pribadi yang mempunyai hasrat atau habitus yang mengarah pada keutamaankeutamaan dasar hidup seperti menghargai hidup dan martabat manusia, menjunjung tinggi kebaikan bersama, mengusahakan kesetiakawanan sosial, dan memberi perhatian lebih kepada saudara/i yang lemah dan miskin.
- Kapan mulai mendidik anak? Pada suatu ketika, seorang ibu yang baik mendatangi seorang Pastor dan bertanya, “Pastor, kapan sebaiknya saya mulai mendidik anak saya?” “Berapa umur anak ibu sekarang?” tanya Pastor. “Empat tahun, Pastor!” “Aduh, kasihan. Ibu sudah terlambat empat tahun.” Pastor bercerita, seorang ibu berkata, “Saya mulai menanamkan kekristenan kepada anak-anak saya dua puluh tahun sebelum mereka dilahirkan, yaitu dengan memberikan diri saya diselamatkan dan dikuasai oleh Tuhan Yesus. Ini berarti seperti Paulus, “Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam DIa, dan dibangun di atas Dia. Hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.” (Kol. 2 : 6 – 7, baca pula Gal. 2 : 20)
- Sepuluh usulan anak untuk orang tua
- Tanganku kecil, tolong jangan mengharapkan kesempurnaan bila aku membereskan tempat tidur, membuat sebuah gambar, atau melempar bola. Kakiku pendek, perlambatlah langkah, supaya aku dapat berjalan bersamamu.
- Mataku belum melihat dunia seperti yang kaulihat. Izinkan aku menjelajahinya dengan aman; janganlah membatasi aku, bila tidak perlu.
- Pekerjaan rumah akan selalu ada, aku kecil hanya selama waktu yang singkat. Sisihkanlah waktu untuk menjelaskan kepadaku hal-hal tentang dunia yang indah ini, dan lakukanlah itu dengan kerelaan.
- Perasaanku lembut, jangan mengomeli aku sepanjang hari (engkau tentu tak mau diomeli hanya karena perasaan ingin tahu). Perlakukanlah diriku sebagaimana engkau ingin diperlakukan.
- Aku adalah anugerah istimewa dari Tuhan; hargai diriku sebagaimana diamanatkan Tuhan: mengajari diriku bertanggung jawab atas tindakan-tindakanku, memberikan petunjuk untuk menjalani hidup, dan mendisiplinkan diriku dengan cara penuh kasih.
- Aku memerlukan dorongan semangatmu, tapi bukan pujian kosong untuk bertumbuh. Janganlah mengkritik dengan keras, ingat, engkau dapat mengkritik apa yang kulakukan tanpa harus mengkritik diriku.
- Berilah aku kebebasan untuk mengambil keputusan mengenai diriku sendiri. Izinkanlah aku untuk gagal, supaya aku dapat belajar dari kesalahan-kesalahanku. Suatu hari kelak aku akan siap untuk membuat keputusan yang dituntut oleh kehidupan ini dari diriku.
- Jangan mengerjakan ulang apa yang sudah kukerjakan. Hal itu membuat aku merasa bahwa upayaku tidak memenuhi pengharapanmu. Aku tahu bahwa itu sulit, tapi janganlah membandingkan aku dengan kakakku.
- Jangan ragu untuk pergi berduaan pada akhir pekan. Anak-anak perlu libur dari orang tua, dan orang tua perlu libur dari anak-anak. Di samping itu, hal seperti itu adalah cara yang sangat baik untuk menunjukkan kepada kami, anak-anak kalian, bahwa pernikahan kalian merupakan hal yang istimewa.
- Bawalah aku ke sekolah minggu dan ke gereja secara teratur. Berilah teladan yang baik untuk kuikuti. Aku senang dapat belajar lebih banyak tentang Tuhan. (Dikutip dari buku, “Illustration & Quotes, page 106 – 107)
Sebuah nasehat bagus: resapkan dan hayati: kehadiran setiap anak di dunia ini selalu membawa rencana Allah untuk keluarga dan bahkan untuk dunia. Melalui merekalah Tuhan berbicara dan mengubah dunia (buku Tangan Paling Cantik, hal. 30) — Bandung 6 Des 2017, R.D. Y. B. Sahid.