Pada tanggal 1 dan 2 Desember 2017, lingkungan St. Monika mengadakan rekoleksi di daerah Pangalengan. Latar belakang diselenggarakannya rekoleksi ini, karena sebagian besar umat St. Monica dibaptis setelah dewasa. Hal itu menimbulkan kerinduan untuk mengenal Yesus lebih dalam, meyakinkan diri bahwa Yesuslah “jalan, kebenaran, dan hidupku.”
Rekoleksi diikuti oleh anak-anak hingga orang dewasa. Untuk mengakrabkan dan menghangatkan suasana yang dingin, peserta diajak bermain permainan Gobaksodor dan Boyboyan. Permainan jadul, agar peserta dapat bernostalgia sekaligus memperkenalkan kepada anak sekarang yang tidak merasakan permainan ini.
Acara berlanjut dengan sesi penggalian diri. Satu pertanyaan dilontarkan, “Bagiku, siapakah Yesus itu?” Sesi selanjutnya adalah sharing pengalaman iman melalui video kesaksian Nania Idol, sharing peserta yang dibaptis dewasa dan dibaptis balita, dan mendengarkan pemaparan dari Romo Willy, “Tuhanlah jalan, kebenaran, dan hidup-(ku).” Romo menjelaskan bahwa pembaptisan dapat dibagi menjadi 3: baptis balita, baptis dewasa, dan baptis darurat.
Kemudian acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Diselingi dengan makan malam dan udara yang makin dingin, peserta diajak bergoyang untuk menghangatkan badan dengan Goyang Kewer-Kewer. Peserta mengikuti dengan sangat antusias. Tak hanya peserta, Romo Willy pun tak ingin ketinggalan ikut bergoyang.
Selanjutnya, peserta diajak masuk ke dalam keheningan. Untuk berintrospeksi diri, dijelaskan bahwa ada fase desolatif (masa di mana kita merasa Tuhan jauh dari kita) dan konsolatif (masa di mana kita merasa Tuhan dekat dengan kita). Peserta diminta untuk mengisi kertas dan membuat grafik personal dalam satu tahun ini fase desolatif dan konsolatif untuk dijadikan bahan renungan pribadi masing-masing. Acara inti ditutup dengan Misa malam yang dipimpin oleh Romo Willy.
Pagi harinya, sebagian peserta bergegas menuju bukit Cukul untuk menikmati sunrise. Sekembalinya ke
penginapan, acara dilanjutkan dengan 3 macam fun games. Salah satu permainan yang menarik adalah permainan gembala dan domba. Kelompok peserta berbaris dan ditutup matanya kecuali ketuanya. Ketua ditugaskan untuk mengarahkan kawanannya agar melewati jalur dan rintangan. Ketua hanya boleh menyentuh anggotanya dengan menepuk, sebagai isyarat arah. Permainan ini diilustrasikan sebagai gembala dan domba, bahwa menjadi gembala sangatlah sulit karena ada saja domba yang keluar jalur.
Sebelum pulang ke Bandung, sebagian peserta berarung jeram di Sungai Palayangan, yang lain berwisata ke Situ Cileunca. Terima kasih untuk panitia, peserta, dan Romo Willy yang ikut terlibat dalam rekoleksi. Semoga dengan adanya rekoleksi ini, iman kita semakin bertumbuh dan persaudaraan semakin erat. (Maria Christiana/St. Monika)