Renungan 21 Januari 2018 – Hari Minggu Biasa III
BcE. Yun. 3 : 1 – 5 . 10; 1Kor. 7 : 29 – 31 ; Mrk. 1: 14 – 20
Ada dua hal penting yang bisa kita pelajari melalui bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari Minggu ini. Pertama, perihal penyesalan yang sungguh-sungguh dan keinginan hati yang kuat untuk bertobat, dapat mengantar orang kepada keselamatan. Hal tersebut nampak jelas dalam bacaan pertama (Yun. 3 : 1 – 5. 10). Di sana, dikisahkan bagaimana Yunus (seorang nabi yang melarikan diri dari tugas perutusan Allah) akhirnya dapat mempertobatkan warga kota Ninive yang terkenal keras kepala itu. Pertobatan yang sungguh di luar dugaannya.
Nabi Yunus mewartakan bahaya yang akan menimpa kota tersebut akibat murka Allah. Warga Ninive menyadari kesalahannya, menyesali dengan sungguh, dan kemudian bertobat. Itu semua menjadikan Allah pun menyesali rancangan malapetaka yang telah disusun-Nya. Allah pun berbelas kasih dan memberikan pengampunan-Nya kepada mereka. Dengan demikian, kota Ninive selamat dari murka Allah.
Kedua, pertobatan yang sungguh-sungguh memiliki relasi yang erat dengan keyakinan seseorang akan Kabar Gembira keselamatan yang diwartakan. Dengan kata lain, orang hanya akan bertobat dengan sungguh, jika ia memiliki keyakinan akan Kabar Gembira keselamatan yang ditawarkan. Dalam hal ini, Kabar Gembira menjadi semacam dasar dan alasan pertobatan manusia.
Pertanyaannya, “Dari siapakah Kabar Gembira keselamatan itu bisa kita peroleh? Jawabannya dari para utusan Allah. Mereka bisa saja para nabi, para imam, biarawan/biarawati, tetapi bisa juga diri kita sendiri. So, tunggu apalagi? Jika ingin menjadi pewarta Kabar Gembira keselamatan bagi sesama, baiknya kita mulai untuk membangun relasi yang intim dengan Sang Empunya Kabar Gembira Keselamatan tersebut. Selamat merenungkan! (Carlos/Bidang Pewartaan)