Sekolah Pewarta Muda (SPM) merupakan sebuah “kelas tambahan” tingkat dasar untuk para pewarta muda. Kelas ini merupakan kegiatan pertama yang diadakan oleh Keuskupan Bandung, atas kerjasama Komisi Kepemudaan dan Komisi Kataketik. Kendati dikatakan sebuah sekolah, namun suasana yang dibangun adalah suasana sukacita dan selalu diusahakan bernuansa muda. Disajikan dalam berbagai bentuk, tidak hanya semata-mata mendengarkan materinya saja. Setelah kursus ini diharapkan para peserta SPM dapat menjadi pelopor ataupun penggerak khususnya di dalam ranah pewartaan.
Kelas SPM ini diselenggarakan selama 4 bulan (April-Juli: 16x pertemuan), setiap Kamis (18.00-21.00), dan diikuti oleh ±40 orang muda yang berasal dari paroki-paroki yang ada di Bandung. Paroki St. Martinus diwakili oleh 5 orang muda: Anggi, Dimas, Hany, Nata, dan Sony.
Tujuan SPM adalah untuk meluapkan ilmu dan keterampilan yang didapat oleh para peserta SPM dengan menjalin relasi yang lebih dalam dengan Kristus melalui doa dan ekaristi. Mereka pun diharapkan dapat mewujudkan karya dengan menjadi pembina iman anak dan remaja, pengajar sakramen inisiasi, penggagas kerohanian orang muda baik di paroki atau kelompok kategorial, terjun di lingkungan menjadi fasilitator bagi umat yang sangat membutuhkan, guru pengajar pendidikan agama Katolik.
Setelah per temuan kesembi lan, diselenggarakan rekoleksi selama 2 hari 1 malam di Pratista. Sesi materi rekoleksi (diambil dari buku Youcat) dibawakan oleh Romo Haryanto (Komisi Kepemudaan KWI). Diajarkan pula bagaimana praktek untuk mewartakan materi dari buku Youcat.
Sebelum pertemuan di minggu terakhir, para peserta SPM ditugaskan untuk terjun langsung mengajar/mewartakan kepada ketekumen remaja, katekumen dewasa, BIR, BIA dengan tema yang sudah dipilihkan oleh tim Kataketik. Setiap kelompok terdiri dari 2 orang dari setiap paroki.
Pada pertemuan terakhir kelas SPM ini para peserta diminta untuk membagikan cerita mereka mengenai bagaimana pengalaman dan suka duka mereka pada saat mengajar di paroki masing-masing. Kelas SPM ini ditutup dengan misa penutupan yang dipimpin oleh Romo Dwi.