Minggu Biasa ke 25 – Minggu 23 September 2018
BcE. Keb. 2: 12.17-20; Yak. 3: 16-4:3; Mrk. 9: 30-37
Sebagai orang beriman, kita menyadari bahwa kehidupan di dunia ini tidak abadi, melainkan hanya sementara. Di dunia ini sesungguhnya kita sedang dalam peziarahan menuju ke tempat yang abadi yaitu bersatu kembali dengan Allah Bapa, Sang Pencipta. Namun tidak dengan sendirinya atau tidak secara otomatis orang bisa bersatu dengan Allah Bapa. Hanya orang yang benar yang dapat bersatu dengan Allah Bapa (bdk. Keb. 2: 18).
Inilah yang merupakan tantangan bagi kita, sebab dalam kehidupan di dunia ini, bukan hanya ada kebenaran, tetapi juga ada kejahatan yang kerapkali menggoda dan menyesatkan kita. Itu sebabnya peziarahan kita di dunia ini, ibarat sedang menjalani pertandingan antara kebenaran versus kejahatan. Tugas kita yang merindukan untuk dapat bersatu dengan Allah Bapa, tidak ada cara lain selain memenangkan kebenaran dan mengalahkan kejahatan.
Supaya dapat mengalahkan lawan, yaitu kejahatan, maka kita harus mengetahui sumber kejahatan itu apa. Menurut St. Yakobus sumber kejahatan itu egois, iri hati, dan hawa nafsu (bdk. Yak. 3: 16, Yak. 4: 1). Dengan demikian untuk memenangkan kebenaran, kita harus mengikis habis dari dalam diri kita sikap egois, iri hati, dan hawa nafsu. Sedangkan kebenaran yang harus kita perjuangkan untuk dimenangkan, sehingga menjadi milik kita, adalah sikap rendah hati, yang selalu siap melayani sesama (bdk. 9: 35). Semoga dalam peziarahan hidup ini, kita mampu memenangkan kebenaran dan mengalahkan segala bentuk kejahatan.