Acara yang sangat ditunggu-tunggu oleh kelompok koor yang bertugas dalam liturgi di Gereja St. Martinus, akhirnya datang juga. Selasa, 11 September 2018, pukul 15.00, di ruang Melkisedek, diselenggarakan Sarasehan Liturgi bagi para penggiat koor. Selain untuk mengakrabkan sesama chorister, acara ini merupakan jajak pendapat untuk saling melengkapi antar kelompok koor. Acara dipandu oleh Bu Dhevi dengan narasumber Romo Willy.
Pada kesempatan ini, para perwakilan kelompok koor berbagi cerita mengenai kekurangan dan kelebihan yang ada dalam kelompok koor mereka. Sharing itu diharapkan dapat menjadi acuan bagi perkembangan kelompok koor. Perencanaan dan usulan yang dibuat pun disampaikan, semoga dapat membuat suasana internal kelompok koor menjadi lebih hidup.
Pak Rafael sebagai pemerhati koor menyampaikan semboyannya, “Membiasakan yang benar, bukan membenarkan yang biasa.” Beliau mengarahkan para peserta untuk selalu mempersiapkan diri dengan baik sebelum bertugas, menciptakan suasana yang baik dan menarik untuk berkumpul. Janganlah kita hanya “mengambil gampangnya” dengan saling mengandalkan orang lain. Itulah yang biasanya akan mengakibatkan pecahnya kelompok koor.
Romo Willy sebagai pembicara, menyampaikan beberapa pemikiran yang sangat berguna bagi peserta. Pemutaran film dan candaan yang dilontarkannya, membuat diskusi menjadi cukup menarik. Romo Willy mengingatkan bahwa suasana yang tercipta dari koor yang baik akan menciptakan suasana liturgi yang baik. Qui bene cantat, bis orat (bernyanyi yang baik, adalah berdoa dua kali)
Setelah Mbak Yayas selaku koordinator koor menyampaikan beberapa pengumuman, acara yang diikuti oleh 60 orang dari 25 kelompok koor ini, akhirnya ditutup dengan doa. Santap malam bersama, pada pukul 18.45, mengakhiri kebersamaan mereka malam itu. (Ernest/bidang liturgi)