Selasa, 4 September 2018, peringatan HUT Imamat Rm. Siswa yang ke-27. Syukuran sederhana bersama para pengurus DPP dan umat yang hadir, di Pastoran, Kopo Permai H-4 dimulai pukul 19.00. Seturut permintaan yang berhajat, dilakukan doa Rosario bersama.
Romo Wahyu membuka acara, tepat pada pukul 19.00. Doa Rosario didaraskan, lengkap dengan litani Santa Perawan Maria. Romo Wahyu kemudian memperkenalkan rekan Imam yang hadir malam itu: Rm. Adi (Lembang), Rm. Jumi (Tasikmalaya), dan Rm. Heri (Fermentum).
Menarik ketika kemudian Rm. Siswa diminta ber-sharing pengalamannya selama menjadi Imam. Beliau sangat bersyukur ketika sakit karena bisa beristirahat, tanpa diomongin orang. Pekerjaan pun sangat dikurangi sehingga banyak waktu tersedia untuk diri sendiri. Itu digunakan untuk olah raga yang tidak terlihat. Itulah yang kemudian dibagikannya.
Standing like a tree (SLaT)… Berdiri seperti pohon. Meningkatkan kekebalan tubuh bukan dengan olah raga berat tapi dengan berdiri tegak seperti pohon. Mulai dari 5 menit, 10, 20, dan 40 menit. Diam seperti saat dalam kandungan ibu, dan tetap ber tumbuh. Ternyata, berkat SLaT itu, Romo bisa lepas dari obat dan ikut dalam kegiatan donor darah, setelah 5 tahun beristirahat. Amazing grace!
Usai tiup lilin, potong kue yang diberikan kepada Eyang Sahid, dan doa makan yang dipimpin oleh Rm. Jumi, para tetamu pun menikmati santap malam bersama. Di depan ruang sekretariat, tampak beberapa orang berkumpul. Ternyata mereka sedang diajari prinsip SLaT itu! Tak lama kemudian, Rm. Willy bergabung. Lengkaplah sudah.
Selamat ulang tahun imamat, Mo. Tetaplah setia sebagai imam-Nya sampai akhir usiamu. Tetap menjadi berkat bagi siapa saja yang ada di sekitarmu. (Cynthia/Red.)