Senin, 27 Agustus 2018 – angin dingin malam begitu terasa di kulit. Langit mendung setelah mentari terbenam turut membawa rintikan air hujan di wilayah Margahayu. Itu tidak berarti apa-apa, sebab ada semangat kasih untuk berkumpul malam itu. Memasuki kediaman keluarga Bapak Basuki, umat langsung disambut dengan karpet yang digelar di ruang utama. Kehangatan yang menyelimuti seluruh ruangan seakan memberi tanda bahwa tempat ini sudah disiapkan sebaik mungkin untuk menyambut semangat dalam raga yang letih di akhir harinya. Perlahan umat memenuhi ruangan, termasuk perwakilan dari lingkungan di wilayah Yerusalem dan wakil DPP.
Dipimpin oleh Romo Siswa Subrata, misa pesta nama Santa Pelindung Lingkungan, Santa Monika, berjalan dengan khidmat. Terngiang satu hal yang dipesankan oleh beliau dalam homilinya. Satu hal sederhana. Hal yang berulang kali diingatkan namun terlupakan karena sifat alamiah sebagai manusia. “Sudahkah kita bersyukur hari ini?” Nafas yang Tuhan berikan hari ini, juga merupakan nikmat yang harus disyukuri. Sebab tanpanya, kita tidak mungkin dapat merasakan indahnya hari ini. Tanpanya juga, kita tidak akan bisa mensyukuri perayaan ini dari hati. Umat juga diingatkan untuk tetap tekun dalam doa, seperti St. Monika yang tekun berdoa hingga bertahun-tahun sampai putranya, Agustinus, bertobat.
Diharapkan umat pun menyadari, kebersamaan ini adalah hal yang patut disyukuri, karena perayaan kecil nan sederhana pun pasti akan terasa begitu besar. Bukan karena makanan yang dihidangkan, bukan juga karena dekorasi ataupun susunan acaranya. Tapi, karena hangatnya kebersamaan, cinta kasih, dan rasa syukur yang besar hadir di dalamnya. (Callula/St. Monika)