Minggu Biasa ke – 29 – Minggu 21 Oktober 2018
BcE. Yes. 53: 10-11; Ibr. 4: 14-16; Mrk. 10: 35-45
Umumnya, setiap orang menginginkan suatu jabatan dan kedudukan yang terhormat dalam tatanan kehidupan sosial. Yakobus dan Yohanes pun memiliki keinginan demikian, itu sebabnya mereka meminta kepada Yesus; “Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, yang seorang lagi di sebelah kanan-Mu dan yang seorang di sebelah kiri-Mu.” (Mrk. 10: 37). Mendengar itu kesepuluh murid yang lain menjadi marah kepada Yakobus dan Yohanes. (Mrk. 10: 41). Lalu Yesus menasihati mereka kata-Nya: “Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.” (Mrk. 10: 34-44).
Dari nasihat Yesus ini kita dapat memetik suatu pelajaran, bahwa menginginkan dan memiliki suatu jabatan dan kedudukan, merupakan hal yang wajar dan boleh saja. Namun itu bukan merupakan tujuan utama dan terakhir. Yang utama dan yang harus ditumbuh-kembangkan dalam diri kita adalah semangat untuk melayani sebagai hamba. Dengan demikian jabatan dan kedudukan itu merupakan suatu sarana untuk dapat memberikan pelayanan yang dijiwai oleh semangat seorang hamba. Apabila kita dapat melakukannya, yakinlah kita akan menjadi orang besar dan terkemuka. Yesus telah mewujudkan dan menunjukkan hal itu dalam perjalanan hidup-Nya. Nama-Nya menjadi besar serta terkemuka; keagungan-Nya tiada yang menandingi, itu semua karena pelayanan-Nya yang total, bahkan nyawa-Nya pun diberikan, semata-mata untuk menjadi tebusan bagi banyak orang. (bdk. Mrk. 10: 45) (Tarcisius Endang D. /Bidang Pewartaan)