Seluk Beluk Misa (Bagian 26)
Setelah pemecahan hosti oleh imam sebelum ritus Komuni, imam berdoa dalam hati, kemudian berlutut di belakang Altar menghormati Tubuh dan Darah Kristus. Imam berdoa agar Tubuh dan Darah Kristus yang ia sambut sungguh membawa buah bagi hidup dan pelayanannya. Ada dua pilihan doa yang diucapkan imam saat itu dalam hatinya, salah satunya adalah, “Ya Tuhan Yesus Kristus, semoga Tubuh dan Darah-Mu yang akan kusambut, melindungi dan menyehatkan jiwa ragaku.” Pada saat bersamaan, sebagaimana imam – umat juga melakukan doa pribadi dalam batin untuk mempersiapkan diri dalam menyambut Komuni.
Kemudian imam memperlihatkan/mengangkat hosti suci yang sudah terpecah sambil berseru, “Inilah Anak Domba Allah. Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-Nya.” Kalimat Inilah Anak Domba Allah terjemahan dari bhs. Latin Ecce Agnus Dei. Kata ecce diterjemahkan sebagai “inilah”, yang bisa juga diartikan “lihatlah.” Tindakan pengangkatan hosti ini memang dimaksudkan agar seluruh umat melihat ke arah hosti. Sehingga umat yakin bahwa hosti sudah dalam keadaan terpecah.
Apa maknanya? Hosti yang terpecah melambangkan Tubuh Kristus yang telah dikurbankan bagi keselamatan manusia. Kristus adalah Anak Domba Allah sebagaimana yang diucapkan oleh Yohanes Pembaptis dalam Injil Yoh. 1: 29: “Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia.”
Seruan Inilah Anak Domba Allah oleh imam ditanggapi umat dengan serentak mengatakan, “Ya Tuhan, saya tidak pantas Engkau datang kepada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh.” Tanggapan umat ini diilhami dari kisah dalam Injil Lukas 7: 6-7 (bdk. Mat. 8: 8), “Lalu Yesus pergi bersama-sama dengan mereka. Ketika Ia tidak jauh lagi dari rumah perwira itu, perwira itu menyuruh sahabat-sahabatnya untuk mengatakan kepada-Nya, “Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku; sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada- Mu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.”
Sikap iman dan kerendahan hati perwira itulah yang Gereja inginkan kita tiru sebagai umat dalam menyambut Komuni. Sikap yang telah diperlihatkan oleh perwira dalam kisah Injil itulah yang berkenan bagi Yesus yang menganggap permohonan sang perwira yang beriman dan rendah hati itu pantas Ia kabulkan. Saat menyambut Komuni, mari kita bersihkan dan buka hati, agar Tuhan berkenan tinggal dalam diri kita, sehingga kita dapat merasakan betapa baiknya Tuhan.
(Andy/DPP St. Martinus; Sumber: C.H. Suryanugraha, OSC; Belajar Misa, Memetik Makna; Kanisius,Yogyakarta, 2014)