Jadikan Aku Pembawa Damai-Mu

Mengakhiri paparannya dalam Seminar Nasional bertajuk “Gereja Katolik Menolak Hoax, Fake News, Hate Speech” di Aula Magna, Keuskupan Palangka Raya, Sabtu 12 Mei 2018 lalu, Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Rudiantara, mengucapkan doa dari Santo Fransiskus Asisi. Doa itu dikutip dari khotbah Paus Fransiskus pada hari Komunikasi Sosial ke-52 berjudul, “Jadikan Aku Pembawa Damai.” Apa istimewanya doa tersebut?

“Doa Damai dari St. Fransiskus Assisi” demikian nama yang sudah dikenal secara luas, saat ini sudah berumur lebih dari 100 tahun. “Kok baru seratus tahun!? Bukankah St. Fransiskus Assisi itu berasal dari permulaan abad 13? Jadi sudah 800 tahun dong!” Pertanyaan yang tepat. Secara harafiah, doa ini bukanlah dari St. Fransiskus Assisi, tetapi memuat jiwa dan semangat yang sedemikian kental bernas dari St. Fransiskus Assisi. Dinamakan sebagai “Doa Damai St. Fransiskus Assisi,” doa ini terasa mengalir begitu alami, lancar, dan mengena tanpa hambatan.

Seratus tahun yang lalu, pada bulan Desember 1912, Doa ini diterbitkan pertama kali oleh Esthet Auguste Bouquerel dalam surat kabar Perancis La Clochette. Tak lama kemudian, doa itu pun diterbitkan dalam jurnal terkemuka seperti La Croix dan L’Osservatore Romano, kemungkinan besar atas permintaan Sri Paus Benediktus XV atau Kardinal Gasparri.

Dari sinilah doa itu menyebar ke seantero dunia dan menjadi terkenal. Doa itu ditujukan kepada siapa pun yang merindukan kedamaian, tidak hanya kedamaian dalam hati sendiri, tapi juga dalam lingkup dunia di mana dia hidup, bahkan damai di setiap sudut bumi. Doa ini dengan cepat melekat pada hati banyak orang, kata-katanya sedemikian sederhana, tak berbelit-belit. Demikian singkat, padat, bernas, sederhana, sehingga dengan mudah meresap di hati yang membacanya.

Maka tidak mengherankan bahwa doa sederhana ini diucapkan dan didoakan oleh begitu banyak orang, termasuk tokoh-tokoh dunia yang terkenal seperti Bunda Teresa. Ketika menerima hadiah Nobel Perdamaian di Oslo, dia hanya mengucapkan dua tiga kalimat terima kasih, kemudian mengajak para hadirin untuk bersama-sama mendoakan doa damai tersebut. Demikian juga Margaret Thatcer pada hari pelantikannya sebagai Perdana Menteri Inggris; Patti Smith dalam lagu yang berjudul “Constantine’s Dream” dan Bill Clinton, ketika dia pada tanggal 4 Oktober 1995 menerima kedatangan Sri Paus Yohanes Paulus II yang menghadiri Sidang Umum PBB di New York.

Begitu universal, mengena di hati, dan disayang oleh siapa saja yang berkehendak baik. Mengutip doa Santo Fransiskus Asisi, “Tuhan, jadikan aku pembawa damai. Jika terjadi kebencian, jadikan aku pembawa cinta kasih. Jika terjadi perselisihan, jadikan aku pembawa kerukunan”, semoga kita pun sebagai umat Katolik mengimani dan mengamalkannya dalam keseharian hidup kita. Sebagai juru damai, menjadi sarana cinta kasih Tuhan, cahaya dunia. Dominus illuminatio mea! (ig:Paulus W. Prananta/St.Laurensia)

Baptisan:
Baptisan balita diadakan per 2 minggu sekali, baptisan dewasa per 1 tahun sekali.

Formulir dapat diunduh melalui tautan berikut:


Pernikahan:

Sakramen pernikahan dapat diadakan pada hari Sabtu atau Minggu. Hubungi sekretariat di tautan berikut untuk informasi lebih lanjut.

Perminyakan:
Sakramen perminyakan sesuai dengan janji. Hubungi sekretariat di tautan berikut untuk informasi lebih lanjut.

Data Wilayah

Baru pindah rumah dan tidak tahu masuk ke wilayah mana dan harus menghubungi siapa?

Jangan panik! Mang Umar ada solusinya! Silahkan kamu cek link ini untuk mencari data wilayah di paroki St. Martinus

Jadwal Pelayanan Sekretariat

Senin, Rabu, Kamis, Jumat: 07.30 – 12.00 & 16.40 – 19.00
Selasa, Sabtu: 07.30 – 12.00
Hari Minggu dan hari libur tutup

Alamat Sekretariat
Komplek Kopo Permai Blok H No. 4
Telp. 022-540-4263
Whatsapp +62 822-6055-3066

Jadwal Misa

Misa Harian
Senin – Sabtu di gereja pukul 06.00. Misa di Pastoran sementara waktu ditiadakan.

Minggu:
• 06.00
• 08.00
• 10.00

Sabtu:
• 18.00

COPYRIGHT © 2015 BERGEMA BY TIM KOMSOS ST. MARTINUS.