“Yo… yo… ayo… yo… ayo… yo… yo… ayo baca Kitab Suci tiap hari.” Itulah nyanyian yang mengawali persekutuan doa wilayah 2 distrik 1 KTM, Senin 26 November 2018. Suasana persekutuan doa (biasa mereka sebut sel) terasa sedikit berbeda karena hari itu mereka mengundang Romo Wahyu sebagai pembicara untuk membahas mengenai pengantar Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Mowah menjelaskan bahwa membaca Kitab Suci adalah ciri hidup/identitas umat Kristen/Katolik. Perjanjian Lama adalah sejarah yang amat khusus, tidak hanya berbicara tentang sejarah Israel tapi juga tentang sejarah keterlibatan Allah. Sementara Perjanjian Baru bercerita mengenai hubungan baru antar Allah dengan manusia yang terjadi berkat kurban Putra-Nya, Yesus Kristus.
Ada sekitar 300 kitab yang tidak dimasukkan dalam Kitab Suci karena isinya menyimpang dari iman Katolik. Contoh: Injil Thomas dan Barnabas. Pengajaran hari itu adalah 1 dari 9 bab rangkaian Program Pembinaan Anggota Tahap 1 (PPAT 1) yang diselenggarakan Komunitas Tritunggal Mahakudus (KTM) untuk membina anggotanya agar bertumbuh dalam iman.
Perjalanan hidup mengikuti Yesus adalah suatu proses. Dengan membaca Kitab Suci semoga akan berbuah pertobatan karena sabda Tuhan menjadi pegangan hidup orang beriman.
Semoga pengajaran yang didapat semakin menumbuhkan kerinduan mereka untuk terus secara rutin membaca surat cinta dari Tuhan dan semakin mengokohkan kalau umat Katolik pun rajin membaca Kitab Suci. Pertemuan ditutup dengan doa dan berkat dari Romo Wahyu. Terima kasih Mowah!
Ayo baca KS tiap hari… KTM menginjil berbagi sukacita. (Lingga/Irene – KTM)