Berbagai masalah sering muncul dalam hidup manusia, baik dalam keluarga, masyarakat, dunia, juga dalam kehidupan menggereja. Menurut pengalaman Romo Liem, kebanyakan masalah tersebut dapat diatasi dengan komunikasi. Komunikasi berasal dari Tuhan sendiri, yang menjadi manusia untuk berkomunikasi dengan manusia. Semua umat yang hadir diajak untuk menggunakan komunikasi dengan baik, untuk mendapat damai dan keselamatan. Demikianlah inti dari sharing singkat Romo Liem pada perayaan Ulang Tahun Emas Imamatnya, 3 Desember 2018.
Misa Syukur atas Ulang Tahun Emas Imamat Romo Liem dipersembahkan tepat pada hari Senin, 3 Desember 2018 pukul 17.00. Alunan guzheng (Kecapi Cina) mengiringi perarakan petugas liturgi dan para imam memasuki gereja. Misa dipimpin oleh Mgr. Anton dengan didampingi oleh Romo Liem, Romo Wahyu, Romo Jumi, Romo Hilman, serta 31 imam lainnya dan 2 romo diakon. Keluarga Romo Liem dan umat dari berbagai paroki turut hadir memenuhi gereja sore itu.
Dalam homilinya, Mgr. Anton menyampaikan beragam kesan dari orang-orang yang mengenal Romo Liem. Romo Liem ini nano-nano, ada kesan baik, juga kesan negatif, tapi semua berasal dari kesungguhan hidupnya sebagai seorang imam yang serius mau melayani orang lain. Romo Liem seorang yang berani menegur orang bila salah. Tema tahbisan yang dipilih Romo Liem “Sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” mencerminkan relasi kuat dengan Yesus yang terus diusahakan selama perjalanan hidup imamatnya. Mgr. Anton juga mengucapkan terima kasih atas kesetiaan Romo Liem sebagai seorang gembala Diosesan Bandung.
Di akhir Misa terdapat beberapa sambutan, yang pertama dari Romo Jumi selaku Ketua Unio Keuskupan Bandung. Beliau menekankan bahwa panggilan itu unik, dan ditanggapi sesuai dengan pribadi masing-masing. Romo Liem memiliki berbagai keunikan. Ia dirasa galak, tapi sebenarnya merupakan pribadi yang tegas dalam panggilan dan penggembalaan. Romo Liem juga seorang pribadi yang sangat disiplin, khususnya dalam hal administrasi dan keuangan. Perjuangan imamat Romo Liem tidak mudah, banyak tantangan, tapi ia tetap setia dan taat hingga 50 tahun. Atas nama Unio Keuskupan Bandung, Romo Jumi mengucapkan terima kasih atas kehadiran, teladan, semangat, dan nasihat Romo Liem untuk para Imam Diosesan Bandung. Semoga para imam dapat mengikuti jejak Romo Liem, setia dan berjuang hingga 50 tahun imamat.
Romo Wahyu mendapat kesempatan untuk menyampaikan sambutan selanjutnya. Beliau melihat semangat lagu “Hidup Ini Adalah Kesempatan” dihidupi oleh Romo Liem. Masa purnabakti bukan saatnya berhenti, tapi tetap melakukan semuanya tanpa henti. Umat masih dilayani dengan penuh sukacita dan semangat. Semoga teladan Romo Liem dapat memberi semangat untuk melayani dengan sungguh dari hati kita, memberikan yang terbaik untuk Tuhan selagi masih kuat.
Sambutan terakhir berasal dari Romo Liem sendiri, yang berterima kasih atas semuanya. Romo Liem bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk berkarya, untuk dipakai Tuhan. Sesudah berkat, para imam yang hadir menyempatkan diri untuk berfoto bersama. Misa pun dilanjutkan dengan ramah tamah dan makan malam bersama.
Selamat Ulang Tahun Imamat, Romo Liem! Semoga pelayanan dan teladan hidupmu dapat menyemangati umat semua untuk tetap melayani Tuhan. (Luisa Catherine/OMK St. Martinus)
