Minggu, 20 Januari (BcE. Yes. 62: 1 – 5; 1Kor. 12: 4 – 11; Yoh. 2: 1 – 11)
OPTIMISME atau semangat pantang menyerah merupakan pesan yang mau disampaikan oleh kedua bacaan Kitab Suci Minggu ini. Bagaimana tidak, nabi Yesaya dalam kitabnya (Yes. 62: 1 – 5) mengingatkan bangsa Israel yang berada dalam pembuangan agar mereka tidak perlu kecewa atau putus asa terhadap janji-janji Allah Yahwe yang belum terpenuhi. Allah Yahwe pasti ingat dan akan mewujudkan janji-Nya.
Peringatan itu jelas bertujuan untuk memberi semangat kepada bangsa Israel yang ada dalam masa pembuangan, agar mereka tetap berusaha dalam keseharian hidupnya. Dalam bacaan Injil (Yoh. 2: 1 – 1), rasa optimisme itu dihidupkan oleh Bunda Maria bagi pemilik pesta di Kana dan para pelayan pestanya. Ketika tuan pesta dan para pelayan dilanda kecemasan, bingung akibat kehabisan anggur pesta, Bunda Maria memberikan rasa optimisme. Tanpa ragu, beliau datang kepada Yesus, Puteranya dengan sebuah pesan yang amat singkat, “Mereka kehabisan anggur.” Pesan yang singkat tetapi memiliki makna mendalam: Bunda Maria sangat meyakini bahwa Yesus, Sang Putera, mampu melakukan sesuatu untuk membantu pemilik pesta keluar dari persoalan itu.
Rasa optimisme yang berbalas dengan hasil yang menggembirakan. Air putih yang terisi sebanyak enam tempayan, akhirnya berubah menjadi anggur lezat yang tiada tandingannya.
Bagaimana dengan kita? Masih adakah rasa optimisme dalam diri kita terhadap Allah sebagai penyelenggara hidup kita? Selamat merenungkan! (Carlos/Bidang Pewartaan)