Hidup doa dan karya membuatnya semakin setia dalam pelayanan serta totalitas. Fr. Tedjo tinggal dan hidup bersama ABK di ALMA selama 6 bulan. Perjuangan yang berat, membutuhkan segala kesiapan dan pengorbanan agar tangguh dan mampu untuk melayani anak-anak yang ada di ALMA. Waktu yang tidak singkat ini kalau dijalani dengan asla-asalan pasti akan terasa sangat lama.
Namun Fr. Tedjo mampu memyesuaikan diri dan termasuk sangat cepat untuk beradaptasi dengan keadaan komunitas terlebih dengan keadaan anak-anak yang multi disabilitas. Anak-anak sangat dekat padanya. Waktu yang tersisa sebelum pulang ke pastoran untuk istirahat malam, selalu saja digunakan untuk bermain, bercanda gurau, bercerita, bernyanyi dan macam-macam kegaitan yang menciptakan keakraban dengan anak-anak. Dengan para suster dan perawat dia saling mendengarkan, menasehati, bermain bareng, sharing pengalaman, dan bertukar pendapat, seperti adik-kakak di dalam keluarga.
Frater Tedjo sangat kreatif dan sangat membantu ALMA. Beliau siap mengerjakan apapun tanpa mengeluh. Awal mula mungkin agak aneh kalau melihat para suster dan perawat mengecat rumah, dll yang bukan merupakan pekerjaan perempuan dan pada waktu itu harus mengasuh anak-anak, mengajar, merawat, mengajar para mahasiswa yang praktek atau anak-anak SMA yang live-in, turun ke lapangan untuk merehab anak ABK yang ada di rumah keluarga, keadaan ini membuat frater berpikir dan merenung dalam hati. Situasi yang datang silih berganti membuatnya tergerak hati dan semakin peduli dengan komunitas dan keadaan apapun yang terjadi di komunitas ALMA.
Melakukan dengan “hati” membuatnya semakin enjoy untuk tinggal bersama anak-anak. Sesederhana apapun pekerjaan, frater dengan setia melakukan: mulai dari memandikan dan membersihkan adik-adiknya ketika buang air kecil atau buang air besar, melap iler, hingga membawa ke rumah sakit dan konsultasi ke dokter, sampai kunjungan keluarga yang bermasalah dan juga yang sakit.
Sebelum atau sesudah kegiatan kita saling mengingatkan, kekuatan pokok kita adalah doa. Perayaan ekaristi, ofisi pagi, jam kudus/jam hening di depan tabernakel (pukul 15.00-15.30), ofisi sore dilanjutkan dengan rosario dan ibadat malam dan pukul 20.00 adorasi bersama. Frater melakukan seperti yang sudah berpengalaman tinggal bersama dengan ALMA dan anak-anak. Keakraban dengan anak-anak dan komunitas membuatnya tidak ingin cepat pulang ke pastoran, hari libur atau hari minggu diminta untuk tidak masuk kerja pun, beliau tetap masuk. Perhatian dan kepedulian sangat besar kepada orang kecil ini sungguh terlihat dan mereka alami.
Pesan dari para suster, perawat dan anak-anak ALMA, “semoga pelayanan kasih dan ketulusan hati yang telah frater jalankan ini, menjadi motivasi untuk tetap setia dalam panggilan Tuhan”. Teriring salam dan doa: keluarga besar ALMA.
