Ada yang berbeda dari perayaan Natal 2018 di Gereja St. Martinus. Panitia yang terlibat, mulai dari persiapan hingga pelaksanaan perayaan natal dan tahun baru di St. Martinus terdiri dari OMK St. Martinus bekerja sama dengan DPP St. Martinus. Sebuah kolaborasi yang menggembirakan! Ini merupakan salah satu cara bagi kaum muda di Gereja St. Martinus untuk mulai terjun di dalam pelayanan pastoral dan belajar dari para ‘orang tua’ di DPP.
Misa Malam Natal
Misa pertama Malam natal, pukul 17.00 dipersembahkan oleh Rm. Siswa. Seperti yang sudah terprediksi, umat memenuhi seantero Gereja, bahkan seluruh kursi cadangan yang disiapkan terpakai habis!
Di dalam misa yang berlangsung selama kurang lebih 2 jam ini, Rm. Siswa berpesan bahwa dalam segala kondisi yang dihadapi manusia, manusia tidak pernah sendiri. Kednati diidentikan dengan kelemahan, kerapuhan dan kesakitan, namun manusia tetap memiliki Tuhan yang tinggal di dalam hati. Misa Malam Natal kedua seharusnya dimulai pukul 20.30, namun akhirnya dimulai 15 menit lebih lambat. Hal ini karena adanya kunjungan pejabat Kabupaten Bandung yang hadir dan menyapa umat lewat kata sambutannya, sesaat sebelum misa dimulai. Misa ini merupakan misa konselebrasi: Rm. Wahyu dan Rm. Willy. Misa yang selesai sekitar pukul 22.30 ini pun sempat diliput oleh para awak berita MetroTV.
Dalam Homilinya, Rm. Willy mengantar umat untuk mendalami ‘bahasa’ Tuhan. Diceritakan seorang bernama Cecep yang tidak mengerti seperti apa bahasa Tuhan itu. Namun, pada akhirnya Cecep mengalami pengalaman bahwa Tuhan ‘berbicara’ lewat cinta kasih, salah satunya ketika Allah mengaruniakan putra-Nya yang tunggal lewat peristiwa Natal. Natal menunjukan cinta Yesus kepada kita melalui kehadiran-Nya ke dunia.
Hari Raya Natal
Misa hari Natal pukul 7.00 dilayani oleh Rm. Willy. Dimana dalam homilinya, Rm. Willy menyampaikan bahwa Natal merupakan saat dimana Allah seccara ‘solider’ tidak hanya hadir sebagai firman, tetapi juga sebagai hikmat. Melalui kedatangan Putra-Nya yang tunggal, Allah hadir di dalam kehidupan manusia (bdk. Yoh. 3:16).
seperti pada Misa Natal lainnya, ada perwakilan keluarga yang mendoakan doa keluarga. MoWil pun mengajak umat yang hadir untuk solider terhadap sesama, yang dibangun melalui komunikasi antar sesama. Dengan meneladani kelahiran Yesus yang menjadi hikmat, kita pun bisa menjadi hikmat. Jika kita solider satu sama lain.
Misa hari Natal kedua dimulai pada pukul 10.00. Namun sejak sekitar pukul 9.30, gereja sudah dipenuhi oleh anak-anak, karena misa in iadalah misa anak. Misa ini dipimpin oleh Rm. Wahyu.
Sebelum homili, anak-anak BIA menampilkan drama tentang Kisah Kelahiran Tuhan Yesus yang kemudian mengantar Rm. Wahyu menyampaikan pesan Natal. Rm. Wahyu menyebutkan, terdapat ciri-ciri anak missioner pada pribadi Yesus Kristus, yakni: berdoa, bertobat, berderma dan bersaksi lewat kata-kata baik dan perbuatan baik. Perilaku ini yang nantinya membawa berkat bagi orang-orang yang dijumpai.
Misa hari Natal terakhir, pukul 17.00, dilayani oleh Rm. Siswa. Beliau menyampaikan bahwa setiap orang memiliki tugas masing-masing yang akan tercapai pada suatu titik tertentu di dalam hidup. Tercapainya ‘tugas’ tersebut, terjadi pada waktunya tersendiri. Sementara itu, kadang kita tidak sabaran dan terlalu tergesa-gesa. Teladan ‘tidak tergesa-gesa’ ini yang ditunjukan oleh pribadi Bunda Maria. Melalui teladan Bunda Maria, kita diajak untuk percaya pada ‘waktu-Nya’ dan kehedak-Nya.
Syukur kepada Allah, perayaan Natal 2018 dapat berlangsung dengan baik berkat kerjasama dan kolaborasi dari para senior dan yunior. Ucapan terima kasih ini pun diungkapkan oleh teman-teman muda lewat sambutan yang diberikan oleh perwakilan kaum muda di akhir setiap misa. Semoga perayaan Natal kali ini dapat menjadi saran peneguhan iman, serta menjalin persaudaraan di antara umat Gereja Katolik St. Martinus.