Minggu Biasa ke-7 (Minggu, 24 February 2019)
BcE. 1Sam. 26: 2. 7-9. 12-13. 22. 23; 1Kor. 10: 14-11: 1; Luk. 6: 27-38
Injil hari ini masih melanjutkan Injil Minggu yang lalu yaitu kotbah di tanah datar (dalam injil Matius kotbah di bukit). Yesus menyampaikan tuntutan hidup bagi para murid yaitu bagaimana bersikap terhadap sesama, khususnya mereka yang dianggap musuh atau orang-orang yang tidak ada di pihaknya. Sikap dasar yang harus ada dalam diri murid Yesus yaitu mereka harus solider dan berbelas kasih kepada semua orang, termasuk para musuh.
“Kasihanilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.”(ay. 27-28). Tuntutan cara hidup untuk para murid Yesus ini melebihi cara hidup orang lain. Makanya tuntutan cara hidup itu tidak umum dan tidak gampang direalisasikan.
Kecenderungan kita lebih gampang untuk mencintai sahabat dan orangorang yang kita kenal, keluarga, atau orang-orang dekat kita. Padahal, dalam Injil Yesus mengingatkan kita untuk tidak membatasi cinta itu pada orang-orang yang kita suka atau dekat dengan kita. “Kalau kamu mengasihi orang-orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut pajak juga berbuat demikian. Dan kalau kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian? “Apa yang dilakukan murid Yesus harus lebih dari yang lain.
Mungkin di antara kita banyak yang berpikir bahwa mereka telah menjalankan kebajikan-kebajikan Kristen, merasa menjadi orang baik dengan tidak membalas dendam. Tetapi ini belum cukup, lebih dari itu harus mencintai, harus berbuat baik , harus mendoakan.