Pagi itu, Minggu 10 Februari 2019, sekitar pukul 9:00 suasana parkiran gereja St. Martinus sudah ramai oleh kendaraan umat. Sebagian besar meninggalkan area parkir bergantian dengan yang baru datang untuk mengikuti Perayaan Ekaristi ketiga.
Ada kesibukan kecil di sudut area parkir, di lantai dua depan ruang Melkisedek. Pagi itu, pukul 10.00, ada pertemuan seluruh koordinator/penggerak koor, dirigent, dan organis Paroki St. Martinus.
Doa pembuka dibawakan oleh Ibu Henny, dilanjutkan dengan motivasi pelayanan dari MoWil. Beliau menyampaikan kiat-kiat pelayanan yang baik dalam bentuk persembahan paduan suara atau petugas koor di liturgi gereja. “Pelayanan itu memang kerelaan, tapi jangan minimalis.”
Bapak Rafael kemudian memaparkan evaluasi koor gabungan saat bertugas dalam Perayaan Ekaristi Pesta Nama Pelindung Gereja St. Martinus, 11 November 2019.
Beliau juga memberikan kritik dan saran yang membangun terutama serba-serbi tentang dirigent dan paduan suara. Intinya adalah melayani lebih daripada kemampuan tapi kemauan.
Giliran ibu ketua yaitu Bu yayas menyampaikan program kerja 2019 dan sekaligus akan pamit dari kepengurusan, akhir February ini. Karena suatu hal, Bu Yayas harus mengambil keputusan yang bijak.
Bagian akhir diisi lain-lain, salah satunya diumumkan oleh bu Henny tentang penggunaan ordinarium misa dan nyanyian doa Bapa Kami mulai bulan Maret 2019. Acara akhirnya ditutup dengan doa sekaligus berkat oleh MoWil.
Semua berakhir baik meski waktu sangat terbatas. Terima kasih Tuhan atas penyelenggaraan-Mu. Terima kasih MoWil, Pak Rafael, Bu Yayas, dan Anda semua. Semoga ini menjadi awal yang baik bagi kelompok paduan suara di Paroki St. Martinus untuk melayani lebih dari yang sekedar mereka bisa.