Syalom aleikhem. Salah paham mengenai Tradisi Suci dapat terkikis dan hilang kalau kita rajin-rajin baca Alkitab sebab di dalam Alkitab sendiri tertera secara jelas perihal Tradisi. Cukup sering saya tulis mengenai ayat-ayat yang mendasari keyakinan Gereja Katolik mengenai Tradisi. Keyakinan itu mengerucut pada ajaran demikian: Firman Tuhan diturunkan kepada kita dalam wujud lisan, lalu sebagian dituliskan dan sebagian lagi tetap dalam wujud lisan namun diteruskan dari zaman ke zaman. Begitu semestinya cara memahami Firman Tuhan secara tepat seturut ajaran Katolik.
Benarkah Firman Tuhan tetap ada yang berwujud lisan? Adakah buktinya dalam Alkitab? Ada. Simaklah.
Suatu kali dalam perjalanan mengarah ke Yerusalem untuk sebisa mungkin merayakan Pentakosta di sana, Rasul Paulus singgah di Miletus dan tak mampir di Efesus. Lalu, ia mengundang para pemimpin Gereja Efesus untuk datang ke Miletus. Dan, mereka berkumpul di Miletus. Setelah semua berkumpul, Rasul Paulus berbicara kepada mereka.
Kalimat terakhir yang Rasul Paulus ucapkan di sana tercatat dalam Kis. 20:35 berikut, “Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Lebih berbahagia memberi daripada menerima.”
Sang Rasul mengutip sabda Kristus, “Lebih berbahagia memberi daripada menerima.” Benarkah itu perkataan Kristus? Ya, benar. Pasti benar, sebab itu Rasul Paulus mengutipnya. Kalau itu perkataan Kristus, mengapa tak ada di salah satu ayat Injil-Injil? Di sini salah paham tentang Tradisi harus diakhiri.
Perkataan Sang Kristus yang dipetik Rasul Paulus sebagaimana tertoreh dalam Kis. 20:35 tak pernah terekam dalam bentuk tertulis di dalam keempat Injil. Namun, perkataan itu terpatri dalam ingatan Para Rasul. Maka dari itu, Rasul Paulus memunculkannya dalam ceramah di Miletus. Perkataan Kristus itu tetap ada dalam bentuk lisan. Itulah Tradisi Suci.
Lagi, Rasul Paulus dalam 1Kor. 7:10, “Kepada orang-orang yang telah kawin aku [Paulus] — tidak, bukan aku, tetapi Tuhan — perintahkan, supaya seorang istri jangan bercerai dari suaminya.” Sang Rasul berujar bahwa itu perintah Tuhan Yesus. Namun, sekali lagi, perintah yang itu pun tidak (belum) tertulis dalam Injil-Injil ketika Rasul Paulus menulis surat kepada Gereja Korintus. Artinya, ayat itu tersimpan dalam wujud lisan. Wow bukan, yang lisan itu tidak hilang.
Berikutnya Ef. 5:14, “Itulah sebabnya dikatakan, ‘Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu.'” Lagi-lagi, nas itu tak ada dalam Alkitab namun terpelihara dalam ajaran iman sepanjang zaman. Amin.