Uskup dan Pengaku Iman (18 Maret)
Syrillus lahir di Yerusalem kira-kira pada tahun 315 dan meninggal di sana pada tanggal 8 Maret 386. Ia ditahbiskan menjadi imam oleh Santo Maksimus, Uskup Yerusalem. Ia juga diangkat sebagai katekis khusus untuk para calon permandian (katekumen). Untuk membantu imam-imam dan katekis lainnya, ia menulis sebuah buku pelajaran agama. Buku katekismus ini merupakan buku pelajaran agama yang secara ringkas menguraikan credo Para Rasul dan sakramen-sakramen.
Sesudah menerangkan tentang sifat-sifat Allah yang Mahaesa, Syrillus menulis: Pengetahuan terbesar mengenai Allah adalah mengakui cinta kasih- Nya dengan iman dan mengenal kebenaran-Nya. Penjelasannya tentang Ekaristi Kudus tegas dan terang. Ia menulis: oleh karena Kristus sendiri telah memberkati roti persembahan sambil berkata, “Inilah Tubuh-Ku,” siapakah yang berani sangsi terhadap kebenaran ini? Dan setelah mengucap berkat atas roti, Ia mengambil anggur, memberkatinya sambil berkata, “Inilah Darah-Ku,” siapa lagi yang masih sangsi terhadap kebenaran ini dengan berkata ini bukanlah Darah-Nya?
Sepeninggal Uskup Maksimus, Syrillus terpilih sebagai Uskup Yerusalem pada tahun 350. Awal karyanya sebagai Uskup di Yerusalem pada tahun 350 dimulai dengan suatu penampakan ajaib di langit: sebuah salib besar tampak di langit dengan cahaya yang berkilau-kilauan meliputi puncak Kalvari hingga Taman Zaitun. Penampakan ini menandakan penderitaan yang akan dialaminya sebagai seorang Uskup.
Seperti Uskup-uskup lainnya pada masa itu, Syrillus juga beberapa kali dikejar dan diusir dari wilayah keuskupannya karena perlawanannya terhadap ajaran sesat Arianisme. Ia baru mulai memimpin gereja Yerusalem dengan tenang hingga kematiannya pada tahun 386 setelah kematian Kaisar Valentinus.