Minggu Palma (Minggu, 14 April 2019)
Tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa setiap orang memiliki kecenderungan untuk menjadi pemimpin. Hal tersebut sangat dimungkinkan, karena sesungguhnya kepemimpinan itu merupakan tanggung jawab semua orang, dan dalam diri setiap orang – entah besar atau kecil – ada pontensi untuk menjadi pemimpin, setidak-tidaknya untuk memimpin dirinya sendiri. Yang menjadi pertanyaan, model atau gaya kepemimpinan yang bagaimanakah yang baik?
Model atau gaya kepemimpinan sesungguhnya tidak bisa digeneralisir, itu sangat tergantung dari kelompok orang yang dipimpin. Meskipun demikian, ada satu sikap atau keutamaan yang sangat cocok dan dibutuhkan oleh setiap kelompok, yaitu pemimpin sebagai pelayan. Kuncinya kerendahan hati. Mengenai hal ini, tidak ada tokoh lain yang lebih tepat untuk dijadikan acuan dan panutan selain Yesus Kristus.
Pada hari Minggu Palma ini, kita merayakan keagungan seorang pemimpin, bahkan seorang Raja. Keagungannya bukan karena kekuasaan dan juga bukan karena kepiawaiannya dalam memerintah, melainkan karena kerendahan hati-Nya, sehingga secara total Ia menjadi pelayan bagi semua orang, terlebih bagi mereka yang menderita dan terkucilkan.
Mengenai hal ini St. Paulus dalam suratnya yang ditujukan kepada jemaat di Filipi menegaskan, bahwa Yesus “yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” (Flp. 2: 6-8).
Tinggal beberapa hari lagi kita akan memilih pemimpin-pemimpin bangsa Indonesia, semoga kita dapat memilih pemimpin yang memiliki semangat untuk melayani masyarakat.