Salah satu dampak yang sangat besar dari perkembangan teknologi komunikasi adalah anak-anak dan orang muda tidak hanya mempunyai Guru di sekolah atau dosen, tetapi mereka juga mempunyai guru yang luar biasa, yaitu provider dunia maya, seperti Google, Yahoo, Facebook, Instagram, dan lain-lain. Tempat belajar mereka bukan hanya sekolah atau universitas, tetapi internet dan media sosial. Anak-anak dan orang muda dapat menemukan berbagai macam informasi. Dalam situasi seperti itu, anak-anak dan orang muda memerlukan teman berproses, yaitu keluarga. Keluarga menjadi sahabat dalam berdiskresi, membuat pilihan, dan menentukan arah hidup.
Gereja dalam seruan Familiaris Consortio menyerukan beberapa hal tentang hidup keluarga. Pertama, keluarga harus menjadi tempat pendidikan pertama dan utama. Karena orang tua telah menyalurkan kehidupan kepada anak-anak, orang tua terikat kewajiban amat serius untuk mendidik anak-anak mereka. Dengan demikian, orang tua harus menyediakan waktu bagi anak- anak untuk membentuk mereka menjadi pribadi-pribadi yang mengenal dan mengasihi Allah. Kewajiban dan hak orang tua untuk mendidik anak- anak mereka tidak dapat seluruhnya digantikan ataupun dialihkan kepada orang lain.
Kedua, para orang tua harus menciptakan suasana di rumah yang penuh kasih dan penghormatan kepada Tuhan dan sesama, sehingga pendidikan pribadi dan sosial yang menyeluruh bagi anak- anak dapat ditumbuhkan.
Ketiga, Keluarga harus menjadi sekolah yang pertama untuk menanamkan nilai-nilai dan kebajikan Kristiani, seperti: memaafkan kesalahan orang lain, belajar meminta maaf jika berbuat salah, saling menghormati, saling berbagi, saling menolong, saling menghibur jika ada yang kesusahan, saling memperhatikan terutama kepada yang lemah, sakit, dan miskin, saling mengakui kelebihan dan kekurangan tiap-tiap anggota keluarga, rela berkorban demi kebaikan orang lain, dst. Orang tua selayaknya memberikan teladan dalam nilai- nilai Kristiani tersebut, bukan hanya dengan perkataan, tetapi terlebih dengan perbuatan.
Keempat, melalui keluargalah anak-anak secara berangsur-angsur diarahkan ke dalam persekutuan dengan saudara-saudari seiman yang lain di dalam Gereja. Orang tua berkewajiban untuk membawa anak-anak untuk turut mengambil bagian dalam kehidupan Gereja, baik dalam ibadah di paroki atau di lingkungan, ataupun kegiatan rohani dalam komunitas-komunitas Gereja. Persaudaraan sesama umat Katolik di dalam Kristus, harus juga diperkenalkan sejak dini kepada anak-anak. Orang tua juga harus memberikan dorongan kepada anak-anak untuk mengambil bagian dalam sakramen-sakramen Gereja, terutama Ekaristi dan Tobat.
Semoga keluarga-keluarga Kristiani mampu mengemban tugas dan tanggungjawabnya di tengah perkembangan teknologi komunikasi. Mampu menjadi teman dan sahabat bagi anak-anaknya dan menjaga keluarganya dengan cinta dan kasih sehingga perkembangan media sosial dan komunikasi mampu disikapi dengan bijaksana dan mampu semakin meneguhkan komitmen hidup berkeluarga. Paus Fransiskus menyerukan kepada semua komunitas untuk selalu meneliti dengan cermat tanda-tanda zaman dan menanggapinya secara efektif.