Perayaan Ekaristi Malam Paskah pertama, Sabtu 20 April 2019. Gereja sudah mulai didatangi umat sejak pukul 15.30. Tak lama, hampir seluruh tempat yang ada di gereja, aula Bina Iman Anak, Bina Kasih, ruang kelas, dan tenda sudah dipenuhi umat. Ekaristi diawali oleh Rm. Siswa seorang diri, rupanya kemacetan cukup parah,
sehingga Rm. “Eyang” Sahid baru tiba sesaat petugas akan mulai melantunkan Exultet. Tampak seorang Frater, Fr. Immanuel Alvin OSC, terlibat dalam Ekaristi ini dengan membawakan lilin Paskah dalam perarakan masuk. Indah sekali, ada kebersamaan antara para Frater Projo dan OSC! Mereka, keduanya, memang harus kita dukung sebagai orang-orang muda yang berani mengambil langkah yang berbeda.
Perayaan Ekaristi ini dipimpin oleh Romo Sahid dan Romo Siswa. Dalam homilinya Romo Sahid mengatakan tidak dipungkiri bahwa ketika Yesus wafat, semua orang merindukan Yesus. Ketika semua orang tahu bahwa Yesus telah bangkit, maka mereka merasakan kegembiraan. Terkadang kita tidak percaya pada Yesus, seperti para murid yang menolak percaya ketika diberitakan bahwa Yesus telah bangkit dari kubur, bahwa hidup dalam kekudusan sangatlah menarik. Saat itu, kita mati untuk dosa.
Ekaristi Malam Paskah kedua, pukul 21.00, terlihat berbeda dengan Ekaristi sebelumnya. Umat yang hadir hanya di dalam gereja, dan sedikit di tenda. Romo Wahyu Selebran Utama, sementara Romo Willy dan Romo Nasib sebagai konselebran. Exultet dialunkan oleh Rm. Nasib. Mengawali homilinya, Romo Wahyu mengingatkan bahwa kekhasan liturgi perayaan Paskah adalah adanya upacara lilin yang memancarkan sinar yang luar biasa. Beliau mengatakan bahwa kita sedang merayakan cinta Allah yang luar biasa kepada manusia, cinta yang tidak pernah berhenti, seperti air yang mengalir.
Situasi gelap di awal perayaan yang berubah menjadi terang merupakan simbol kedosaan manusia yang sirna menjadi hidup baru dalam Roh Allah. Itu disimbolkan dengan api baru, dengan lilin yang dinyalakan.
Menjadi manusia baru yang memancarkan terang. Walaupun manusia itu berdosa, tapi Allah itu setia dan memberi kesempatan dan waktu kepada kita. Terang itu membawa kegembiraan dan sukacita karena kita bisa melangkah kepada tujuan yang benar dan pasti. Semoga pengalaman iman Paskah sungguh menyegarkan dan memberi kita semangat yang baru.
Dalam Ekaristi ini dilaksanakan upacara pembaptisan bagi 24 orang, dan penerimaan bagi 12 orang Saudara kita. Mereka pun langsung menerima Komuni Pertama. Selamat bergabung dalam keluarga besar umat Katolik.