Kawula muda! Sering dengar kata “budaya”? Menurut KBBI, budaya artinya adalah pikiran; adat istiadat. Nah, budaya ini pulalah yang menjadi tema Misa Akbar OMK Dekanat Bansel, Sabtu 25 Mei 2019, di Gereja St. Martinus.
Tema ini diangkat karena merupakan fokus pastoral tentang anak muda di tengah keluarga. Panitia berharap, semoga dengan adanya misa akbar ini, generasi millenial tidak menggantikan budaya ke ranah yang lebih modern.
Seluruh kegiatan diawali dengan perayaan Ekaristi pada pukul 17.00 dengan Romo Fabianus sebagai Selebran di dampingi oleh Romo Willy, Romo Wahyu, Romo Nasib, Romo Uung, Romo Dion, Diakon Aloy dan Diakon Bowo
Ekaristi diawali dengan simbolisasi setiap paroki Dekanat Bansel. Menyelaraskan dengan tema budaya, simboliasi dilanjut dengan penampilan tadi tradisional. Ekaristi berlangsung khusuk dan meriah, diiringi paduan suara OMK St. MArtinus dan mini orchest yang luar biasa.
Dalam homilinya, Romo Abi mengingatkan orang muda untuk tidak meninggalkan budaya luhur. Budaya bukan hanya budaya tradisional, tapi juga budaya-budaya baik dan budaya Katolik yang sangat kaya. Di akhir homilinya, Romo Abi menyanyikan sebuah lagu dari Iwan Fals – Yang Terlupakan. Beliau pun berpesan untuk tetap menjaga budaya berpacaran yang sehat, didukung pula oleh stand bazaar Komisi Kesetaraan Gender.
Setelah perayaan Ekaristi, acara dilanjutkan dengan panggung hiburan. Paroki Buah Batu, Martinus, Gabriel, Paulus, dan Mikael membawakan lagu dengan iringan band. Paroki Dayeuh Kolot tidak mau kalah dengan flashmob tradisional yang memeriahkan acara.
Selain penampilan, ada stand-stand bazaar dari perwakilan OMK wilayah yang ada di St. Martinus. Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 22.00, acara selesai. Tapi bukan berarti sukacita dan komitmen menjaga budaya bagi kita OMK sudah selesai.