Pikiran ekonomi telah merusakkan segalanya di segala bidang dan segala tempat. Mungkin harus ditambahkan kata “semata” sesudah kata ekonomi itu, tetapi supaya maksudnya mampu membuka mata sekalian orang cukup disebut pikiran ekonomi saja. Betapa anak-anak manusia dalam kurun waktu 200 tahun terakhir sejak Revolusi Industri telah memporak-porandakan alam kehidupan semesta. Buah dari semua yang diklaim sebagai kemajuan adalah kerusakan alam dan perubahan iklim akibat pemanasan global yang menjadi-jadi dalam bentuk musim-musim yang kacau-balau.
Adakah kita merasa bahwa semuanya itu tidak ada hubungannya dengan saya? Dengan apa yang kita lakukan setiap hari dalam kehidupan kita sehari-hari? Pikiran ekonomi semata telah membuat kita semua menjadi buta atau mengalami rabun jauh. Kita terjebak tanpa sadar dalam pikiran- pikiran dan pertimbangan-pertimbangan jangka amat pendek sekali. Kalangan orang tua dan dewasa hanya berpikir untuk generasinya saja dan itu berarti hanya berpikir untuk jangka waktu 20-30 tahun saja! Atau bahkan karena berbagai sebab dan alasan, orang-orang tidak bisa berpikir lebih jauh dari jangka 1 – 2 tahun saja.
Adalah seorang anak remaja umur 15 tahun dari Swedia yang namanya Greta Thurnberg. Pada tahun 2018 yang lalu ia mengadakan protes sendirian di depan gedung Parlemen Swedia untuk menyatakan protesnya terhadap Pemerintah dan Pimpinan negaranya yang tidak berbuat apa-apa terhadap bahaya perubahan iklim dan pemanasan global. Ia juga mengajak teman-teman sebayanya untuk membolos pada hari Jumat, untuk melakukan protes dengan turun ke jalanan di kotanya masing-masing. Ajakannya dan protesnya di depan gedung Parlemen mengejutkan banyak kalangan orang tua dan pemerintah dan diikuti oleh banyak kalangan pelajar. Maka kemudian ia diundang untuk berbicara tentang kekuatirannya tentang masa depan bumi dan manusia yang akan diwarisinya di depan forum PBB dan World Economic Forum di Davos.
Gerakan membolos sekolah pada hari Jumat mengagetkan orangtuanya, tetapi akhirnya mereka paham apa yang dilakukannya. Tujuannya adalah agar para pemimpin masyarakat dan negara serta masyarakat pada umumnya terbuka matanya (melek) terhadap apa yang dikuatirkan oleh anak-anak sebayanya ketika membayangkan bumi dan segala kehidupannya pada masa-masa mendatang ketika mereka menjadi dewasa-orang tua dan selanjutnya. Sekarang saja dunia sudah tambah panas dan udara sudah terpolusi hebat di mana-mana, apakah mereka tidak akan mewarisi dunia yang bertambah-tambah parah kondisinya? Greta Thurnberg mengatakan ia berharap para orang tua untuk “bukan penuh harapan terhadap masa depan, tetapi untuk sekarang juga menjadi panik karena masa depan anak-anak mereka yang terancam suram karena perubahan iklim dan pemanasan global”.
Saatnya kita belajar pada Greta Thurnberg dan anak-anak muda yang terinspirasi oleh protes dan gerakannya. Pikiran ekonomi semata akan mendorong kita tanpa sadar untuk tidak menyayangi kehidupan atau tanpa belas kasihan melenyapkan pohon-pohon kehidupan yang dianggap mengganggu laju jalan kita.