Rasanya kommit on time, setia tepat waktu, tepat jam, dan tepat janji bagi orang-orang di masyarakat kita masih belum mantap, cukup rapuh, dan cukup memprihatinkan. Hal itu terbukti adanya orang-orang yang masih molor dan mulur waktu masuk kantor dan masuk kerja. Orang-orang yang tetap masih asyik ngobrol walau sudah ada bel masuk belajar dan mengajar. Mereka masih suka ngaret.
Karena sikap yang demikian, maka para pimpinan kantor, kepala karyawan selalu berseru dan mengingatkan para karyawannya untuk disiplin dan tepat waktu dalam masuk kerja. Jangan sampai mereka melalaikan tugas dan kewajiban. Dengan bersikap demikian, perusahaan dan negara dirugikan. Mereka tidak dipercaya. Jadi: karyawan rugi, persahaan rugi, negara ya juga rugi.
Para bijak menasehatkan, mengingatkan, dan menyadarkan kita semua bahwa waktu adalah penting dan vital. Llyd Cory berkata, “Waktu begitu penting, karena tidak banyak memilikinya. Waktu sama sekali tidak bisa dimundurkan. Kita tidak dapat mengulanginya kembali. Fasilitas putar ulang hanya pada pemutar kaset. Waktu berjalan berdampingan dengan kita setiap hari, tapi waktu juga diliputi oleh kekekalan.”
Meskipun demikian, bukankah waktu seperti sangat relatif?! Misalnya, dua minggu liburan, rasanya tidak sepanjang dua minggu mengalami diet, satu jam terasa lebih lama bagi beberapa orang. Ben Franklin menyebut waktu sebagai benda yang menyusul kehidupan. Waktu adalah ibarat kepingan-kepingan bata yang tersusun menjadi suatu bangunan kehidupan. William James, seorang filsuf pernah berkata, “Cara terbaik menggunakan kehidupan adalah dengan menghabiskannya untuk sesuatu yang akan bertahan lebih lama daripada kehidupan itu sendiri.”
John Haggai berpendapat, “Hari kemarin ibarat sebuah cek yang sudah diuangkan, hari esok ibarat sebuah surat pinjaman. Hari ini ibarat uang tunai dalam genggaman. Jadi, pakailah uang itu, investasikanlah uang Anda.” Kita sering lupa bahwa kitalah yang seharusnya mengatur waktu, bukan waktu yang mengatur kita! Betul tidak?!
Dengan kata lain, waktu adalah rahmat yang masih mentah. Isilah dengan perbuatan yang dikehendaki Tuhan. Lalai waktu, hilang berkat Tuhan, tak tergantikan! Karena itu sabda mengingatkan kita dengan keras, “Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudah pastilah ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Sebab itu, hendaklah kamu juga berjaga-jaga, siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tak kamu duga-duga!” (Mat. 24: 43-44).
Firman Tuhan itu mengingatkan saya akan pepatah Latin, “Carpe diem, tempus curat omnia.” (Tangkap hari ini dan waktu akan mengobati semua).
Akhirnya, dengan “Kommit On Time” atas segala tugas kewajiban kita, kita semua jadi bahagia, semua jadi lancar, semua senang kerjasama. Puas!
