
Bergerak ke masyarakat sekitar, tetapi juga bergerak ke arah altar, sehingga kita tidak kesasar “, demikian salahsatu frasa homili Romo Wahyupada misa pembukaan KursusEvangelisasi Pribadi Angkatan 5.Pernyataan ini mengingatkan kitauntuk menjadi manusia seimbangdalam bekerja – pelayanan danberdoa. Sebuah tantangan zamanmodern yang sederhana tetapi seringkali diabaikan.Melanjutkan homilinya, Romo Wahyu menegaskan bahwa pembelajaran KEP yang diterima, hendaknya menjadi pengalaman menggerakkan kekuatan batin sehingga menjadi api semangat dalam bekerja dan pelayanan. Pada akhirnya pengalaman tersebut dapat menghantar pribadi pada perjumpaan dengan Yesus Kristus

Dalam sambutannya, Ibu Aty sebagai koordinator kepanitiaan KEP angkatan 5, menyatakan rasa syukurnya karena jumlah pendaftar yang melimpah. Tetapi ini sekaligus menjadi tanggung – jawab besar untuk menghantarkan 82 peserta menyelesaikan seluruh pembelajarannya. Harapan sederhana beliau agar peserta memperoleh buah kehidupan yang menjadi berkat bagi keluarga, komunitas, lingkungan kerja, dan masyarakat, lebih – lebih menjadi pribadi yang berani ambil bagian untuk aktif dalam kegiatan – kegiatan gereja.
Bapak Surya, pengajar KEP yang diundang, menginformasikan bahwa banyak umat katolik yang memandang KEP sebagai cara untuk meng”karismatik”kan umat. Untuk meluruskan pemahaman tersebut, beliau memberikan pernyataan bahwa KEP adalah
kegiatan milik Gereja, bukan milik kategorial tertentu. Pernyataan ini diamini oleh Romo Wahyu. Selamat berjuang para peserta KEP angkatan 5 untuk mengikuti Sekolah Kursus Evangelisasi Pribadi. Semoga senantiasa menjadi utusan Kristus yang rendah hati.