Dalam agama Protestan, mungkin tidak ada aturan khusus mengenai sikap-sikap liturgi ketika sedang beribadah di gereja. Namun berbeda halnya dengan agama Katholik. Selain dikenal dengan penggunaan banyak simbol, agama Katholik juga memiliki aturan sikap ketika beribadah di gereja. Hal ini berhubungan dengan tradisi agama Katholik yang masih sangat kental. Seperti halnya dengan simbol-simbol dalam agama Katholik yang memiliki makna khusus, sikap-sikap liturgi pun memiliki makna tertentu di dalamnya. Dalam artikel ini akan dirangkum mengenai sikap-sikap liturgi dalam agama Katholik beserta maknanya, yaitu sebagai berikut :
1. Berlutut
Dalam gereja Katholik, berlutut merupakan sikap untuk menghormati Kristus. Selain itu, dengan berlutut juga menandakan bahwa kita sedang merendahkan diri di hadapan Allah karena kita menyadari bahwa kita amat kecil di hadapan Allah. Umat biasa berlutut sesaat setelah memasuki gereja. 2. Memerciki
Pemercikan air suci dilakukan sebagai tanda penyucian dan peringatan akan pembabtisan. Acara pemercikan biasanya dilakukan ketika sakramen ekaristi, pembaharuan janji babtis pada malam Paskah dan Minggu Palma, serta saat pemberkatan benda-benda devosi. 3. Membungkuk
Sikap membungkuk ketika sedang beribadah sebenarnya sudah dilakukan sejak jaman Perjanjian Lama. Tujuannya yaitu untuk mengiring doa dan sebagai ungkapan penyembahan kepada Tuhan. Dalam gereja-gereja Katholik saat ini, membungkuk dilakukan oleh Imam Agung ketika akan memimpin doa ibadah. Membungkukkan badan dianggap memiliki nilai penghormatan yang lebih besar daripada dengan menundukkan kepala. Selain Imam Agung, rombongan imam, diakon, dan misdina juga membungkukkan badan di depan altar sebagai tanda penghormatan. 4. Berdiri
Pada Misa Katholik, umat akan berdiri ketika imam mulai memasuki ruang ibadah. Alasan mengapa umat berdiri yaitu sebagai tanda penghormatan kepada imam yang mewakili Kristus serta untuk mengiring imam dan misdinar saat berjalan menuju altar. Sikap berdiri yang benar adalah berdiri dengan tegak dan tidak bersandar.
Ruang Kesehatan
Sawi Putih dan Manfaatnya (bagian kedua)
Halo umat Katholik yang berbahagia, kita kembali lagi pada ruang kesehatan. Ruang kesehatan kali ini
akan melanjutkan bagian pertama di Bergema Edisi Agustus lalu yaitu, mengenai Sawi Putih dan manfaatnya. Pada edisi sebelumnya, telah dipaparkan 2 (dua) manfaat sawi putih bagi kesehatan kita yaitu baik dikonsumsi untuk penderita penyakit ginjal, dan juga berfungsi dalam membantu menjaga kesehatan mata.
Selain baik dikonsumsi bagi penderita penyakit ginjal, dan dapat membantu menjaga kesehatan mata, sawi putih juga dapat berguna untuk mereka yang sedang menjalani program diet. Bagi yang menjalankan program diet, biasanya mengurangi intensitas makan atau kadar jumlah makanan yang dikonsumsinya, sehingga kerap kali membuat tubuh kekurangan zat-zat penting yang diperlukan oleh tubuh.
Sawi putih memiliki kandungan nutrisi yang banyak di dalamnya namun sayuran ini tetap memiliki kalori yang rendah. Selain itu, sawi putih juga memiliki kandungan air dan serat yang tinggi sehingga bagi mereka yang sedang menjalankan program diet, sayuran ini sangat baik untuk membantu menjaga agar merasa kenyang lebih lama.
Sawi putih memiliki banyak sekali keuntungan. Selain dari segi nutriasi yang banyak namun tetap rendah kalori, untuk mengolah sayuran ini pun terbilang mudah salah satunya yaitu dengan cara ditumis. Sekian ulasan mengenai kelebihan dari sawi putih ini. Selamat mencoba.