Hari Minggu Biasa ke-23 (Minggu, 8 September 2019)
BcE Keb 9:13-18; Flm 1:9b-10.12-17; Luk 14:25-33
Kalau ditanya mengapa anda menjadi orang Katolik atau murid Yesus?Sudah dapat dipastikan jawaban dan alasan praktisnya berbeda-beda. Disadari atau tidak, diyakini atau tidak, sesungguhnya ada jawaban yang sama untuk semua orang Katolik, yaitu karena “ rahmat dan panggilan.” Kita menjadi orang Katolik at au murid Yesus, bukan pertama-tama karena kita hebat atau pandai, tetapi semata-mata karena rahmat dari Allah. “ Siapa gerangan sampai mengenal kehendakMu, kalau Engkau sendiri tidak menganugerahkan kebijaksanaan, dan jika Roh KudusMu dari atas tidak Kau utus?(Keb 9:17).
Oleh rahmat ini, kita diperkenankan oleh Allah untuk memahami dan menghayati rencana keselamatanNya. Tanpa rahmat dari Allah hal itu tak mungkin, setidak-tidaknya menjadi tanda tanya bagi kita, seperti dinyatakan dalam kitab Kebijaksanaan 9:13 “ Manusia manakah dapat mengenal rencana Allah, atau siapakah dapat memikirkan apa yang dikehendaki Tuhan?” Maka dari itu, sudah selayaknyanya kita mensyukuri rahmat yang luar biasa ini. Oleh rahmat ini pula pintu keselamatan dibukakan bagi kita: “Demikianlah diluruskan lorong orang yang ada di bumi, dan kepada manusia diajarkan apa yang berkenan pada-Mu, maka oleh kebijaksanaan mereka diselamatkan.” (Keb9:18).
Selain sebagai rahmat , menjadi orang Katolik juga merupakan panggilan. Ini mau menegaskan kembali kepada kita, bahwa rahmat yang dianugerahkan Allah itu perlu di rawat dan dijaga kelangsungannya. Dengan kata lain kita dipanggil untuk merawat dan menjaga jatidiri kita sebagai orang Katolik. Caranya dengan mengikuti pola hidup Yesus, yait u memikul salib yang mendatangkan keselamatan, bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga bagi sesama (bdk.Luk 14:27). Keberanian kita untuk memikul salib dalam kehidupan sehari-hari, itu menjadi bukti dan kesungguhan kita dalam mengikuti Yesus dan sekaligus sebagai perwujudan syukur kita atas rahmat yang t elah dianugerahkan Allah. Semoga……!!!