Syalom aleikhem.
Ke mana Santo Markus? Setelah disebut-sebut oleh kedua rasul besar pilar Gereja, yaitu Rasul Santo Petrus dan Rasul Santo Paulus, dalam surat-surat mereka, Santo Markus seperti tenggelam ditelan gelap. Ya memang, jika kita hanya mengandalkan Alkitab. ‘Kan kita tahu, Alkitab memang tak menuliskan semua hal. Jangankan tentang Santo Markus, tentang Tuhan kita, Yesus Kristus, saja Alkitab ada kalanya tak menulis secara rinci. Itulah gunanya Tradisi Suci. Sungguh tak bisa iman Kristen mengandalkan Alkitab saja. Bukan begitu cara beriman Kristen sejak zaman Para Rasul. Jangan keliru!
Mari lanjut. Riwayat yang dapat kita andalkan untuk menyelisik ke mana Santo Markus adalah yang dikisahkan oleh Santo Jerom alias Santo Ieronimos (ejaan Yunani) a.k.a. Santo Hieronimus (ejaan Latin). Ia mewariskan kisah mengenai Santo Markus sebagaimana dituliskannya dalam kitab De Viris Illustribus (‘Para Lelaki Ternama’) artikel 8 demikian: “Lalu, dengan membawa Injil yang disusunnya sendiri, ia [Markus] pergi ke Mesir dan dengan menjadi orang pertama yang mewartakan Kristus di Alexandria, ia mendirikan sebuah gereja….”
Kesaksian Santo Jerom sejalan dengan kesaksian seorang Bapa Gereja bernama Eusebius yang meriwayatkan Historia Ecclesiastica (‘Sejarah Gerejawi’). Beginilah tertulis dalam kitab itu II.16.1 (buku II, bab 16, ayat 1): “Dan mereka berkata bahwa Markus inilah yang pertama dari yang diutus ke Mesir dan bahwa ia mewartakan Injil yang telah ditulisnya, dan pertama-tama mendirikan gereja-gereja di Alexandria.”
Rupanya Santo Markus pergi ke Mesir. Ia mendirikan Gereja Alexandria. Mengenai akhir hayat Santo Markus, Santo Jerom menulis: “Ia [Markus] meninggal pada tahun kedelapan pemerintahan Nero dan dimakamkan di Alexandria. Annianus melanjutkan kepemimpinannya.”
Sekarang kita tahu bahwa setelah menyertai Para Rasul ke sana ke mari mewartakan Injil, Santo Markus pun mewartakan Injil mengikuti jejak Para Rasul. Ia membuka jalan pewartaan Injil di tanah Afrika, yaitu di Mesir, pertama-tama di kota Alexandria. Kita tahu bahwa karya Para Rasul selalu dilanjutkan oleh pemimpin yang ditunjuk dan sah sebagai pengganti Para Rasul. Demikian pun Santo Markus. Setelah ia tiada, karyanya dilanjutkan oleh penggantinya. Itulah yang disebut suksesi apostolik.
Kita tak akan melangkah lebih jauh membahas perihal ini sebab tulisan ini dimaksudkan sebagai “Seri Alkitab”. Nanti dalam “Seri Tradisi Suci” (bila sudah ada), akan kita bahas perihal yang tak tercatat dalam Alkitab. Dengan ini, penyelisikan mengenai Santo Markus berhenti di sini. Masih banyak informasi yang dapat digali tentu saja. Tapi, ruang ini bukan tempatnya.
Catatan akhir: Gereja Kristen yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik (nama tenarnya “Gereja Katolik”) selalu menjaga warisan iman dari Para Rasul yang tersimpan dalam Tradisi Suci dan Alkitab. Dengan keduanya, lengkaplah dan tangguhlah dan benarlah iman kita. Amin.
Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie Presbiter