Sebanyak 60 orang mengikuti latihan bagaimana cara membangun desa atau masyarakat yang toleran. Sebanyak 2 hari bertempat di daerah Ciwidey training diadakan. Tujuan untuk menciptakan desa atau masyarakat yang welas asih. Hidup harmonis saling menghargai, menghormati dan saling mengasihi. Tema yang diambil “Dari Dewa Welas Asih menuju Jawa Barat Juara”. Peserta utusan dari perwakilan agama Kristen, Katolik, dan Hindu masing-masing 1 orang, selebihnya semua dari utusan agama Islam, sebagian besar kaum muda. Acara dibuka oleh Bpk. Kamarul Bahri dari Badan Kesbanggol Provinsi Jawa Barat.
Pembekalan memberi tentang hidup toleran oleh Bpk. Alamsyah Ul Djafar dari Waid Foundation serta Bpk. Irfan Amali dari Piece Generation, membahas tentang bagaimana menyaring informasi yang diterima dari sosial media. Sesi yang kami anggap menarik adanya simulasi tentang proses pendirian rumah ibadah, sesi ini dipandu oleh Bpk. Ali Bin Zen dari Yayasan Welas Asih. Gambaran Desa Welas Asih yaitu sebagai desa yang ideal dengan masyarakatnya yang saling menyayangi, dapat menerima sesama, saling empati sebra penuh dengan toleransi dan tidak ada pengekangan.
Simulasi dilakukan dengan membagi peserta 60 orang menjadi 3 kelompok. Kelompok 1, 20 orang mewakili kelompok minoritas yang memproses pendirian pembangunan gereja. Kelompok 2, 20 orang mewakili pejabat desa/pemerintah dan kelompok 3, 20 orang mewakili kelompok mayoritas yang menolak pembangunan gereja. Diskusi, debat sangat menarik saling adu argumen masing-masing. Namun sayangnya saya selaku wakil Katolik berada pada kelompok 3 yang menolak, peserta sebagian besar umat Muslim, dalam debat diskusi ini yang mewakili kelompok minoritas dalam pendirian rumah ibadah/gereja sebenarnya memahami kesulitan yang sebenarnya di lapangan, padahal ibadah serta gereja sebagai tempat ibadah menjadi hak warga negara yang dijamin undang-undang.
Akhirnya pengalaman yang sudah saya alami dalam proses pembangunan gereja St. Theresia Avila TKI 2, saya paparkan dari awal sampai akhir untuk dipahami oleh para peserta teriring semoga dengan adanya sharing seperti in idapat membuka wawasan untuk mewujudkan desa Welas ASih menuju Jawa Barat Juara, masyarkat desa yang penuh toleransi, saling menghargai, menghormati serta dapat menerima perbedaan.