“Ayo makanannya dihabiskan, nanti nasinya nangis loh!”. Kalimat ini sering sekali terucap dari bibir orang tua ketika anak enggan untuk menghabiskan makanan dan bagaikan mantra, anak akan menghabiskan makanan yang tersisa karena takut nasi yang berada di piringnya menangis. Kalimat ini memang hanya sebuah kalimat rayuan agar anak tidak menyisakan makanan. Tapi ketika anak bertumbuh, apakah kalimat rayuan ini masih berlaku? Atau adakah kalimat rayuan yang bisa menahan kita untuk tidak menyisakan makanan?
Pada tahun 2016-2017, majalah berita The Economist menuliskan bahwa Indonesia menjadi negara terbesar kedua setelah Arab Saudi yang menghasilkan food waste dan food loss di dunia. Sungguh kabar yang menyedihkan? Tetapi apakah kita semua sadar akan hal ini? Apa jangan-jangan kita pun turut andil dalam menghasilkan “sampah makanan” tanpa kita sadari?
Tentu saja pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dibahas dalam kolom fokus bulan ini seperti apakah benar dengan membuang makanan kita bisa menjadi egois dan serakah? Jawabannya akan di bahas oleh MoWil. Lalu MoSis yang membahas bagaimana peran keluarga yang “katanya” mewariskan keegoisan dan keserakahan lewat fabel tentang tikus yang tamak.
Selain fokus, edisi ini berisi banyak liputan yang dilakukan oleh umat Paroki St. Martinus seperti kegiatan yang dilakukan beberapa lingkungan dan wilayah, kegiatan kategorial-kategorial, Misa Orang Muda, dan tentunya liputan Natal 2019.
Semoga di awal tahun 2020 ini kita bisa lebih bersyukur dan menghargai segala sesuatu yang telah di berikan Sang Pencipta serta lebih terlibat dalam pelayanan seperti sub-fokus pastoral Keuskupan Bandung tahun 2020 yaitu kaum muda bersama keluarga terlibat dalam gereja. Selamat tahun baru 2020, dan selamat membaca.